Suara.com - Efek pandemi dapat dirasakan hampir di setiap aspek kehidupan. Namun, beberapa masalah berikut bisa dibilang kurang diperhatikan.
Melansir dari Business Insider, setidaknya ada dua aspek kesehatan yang tidak berhubungan dengan virus corona namun terdampak begitu dalam.
Pandemi virus corona telah menyebabkan pasien kanker, orang yang membutuhkan donor organ, hingga transfusi darah kesulitan menerima perawatan.
Dalam beberapa kasus, rumah sakit yang kewalahan di seluruh negeri telah menyebabkan mereka yang menderita penyakit lain didorong untuk menunda pengobatan.
Baca Juga: Ramadan Keluarga Pak Modjo (Part 4): Permintaan Maaf Vita
Karena AS menghadapi kekurangan darah, tempat tidur ICU, dokter, perawat, ventilator, dan banyak lagi, banyak operasi dan perawatan untuk kanker dan penyakit lainnya telah dikesampingkan.
Sifat yang tidak diketahui dari pandemi virus corona telah mengubah banyak fokus sistem perawatan kesehatan.
Menurut survei dari American Cancer Society, hampir satu dari empat pasien kanker melaporkan keterlambatan dalam menerima perawatan karena pandemi Covid-19. Pasien menunda perawatan imunoterapi, menjadwalkan operasi, dan menyisihkan perawatan radiasi.
Jumlah donasi organ dan transplantasi telah menurun secara signifikan karena pandemi dan bahkan operasi otak telah ditunda dalam beberapa kasus. Selain itu, kekurangan darah di seluruh negeri telah membuat pengobatan untuk penyakit lain lebih sulit didapat.
Melansir dari New York Times, ada seorang wanita yang suaminya meninggal karena kanker darah dan tidak bisa mendapatkan transfusi yang dia butuhkan untuk memulai perawatan kemoterapi di tengah pandemi.
Baca Juga: Trotoar Baru Kemang Bikin Banjir, Pemprov DKI Bakal Lakukan Pembongkaran
"Orang-orang seperti suami saya sekarang sedang sekarat bukan karena Covid-19, tetapi karena sistem perawatan kesehatan runtuh," katanya.
Ribuan vaksinasi telah dibatalkan, anak-anak di seluruh dunia berisiko tinggi tertular penyakit lain.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa anak-anak di seluruh dunia dapat berisiko tertular penyakit lain karena vaksinasi telah dihentikan.
"Realitas tragisnya adalah anak-anak akan mati," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Setidaknya 24 negara mengalami kekurangan vaksin karena pembatasan perjalanan dan perintah penguncian untuk mengurangi transmisi wabah virus corona.
WHO mengatakan imunisasi untuk penyakit seperti polio dan campak telah ditunda di seluruh dunia. Begitupun dengan perawatan kesehatan untuk malaria dan virus lainnya.
Diperkirakan sekitar 117 juta anak-anak harus melewatkan vaksinasi campak mereka karena pandemi.
WHO mendesak negara-negara untuk memastikan program vaksinasi tetap didanai. Badan itu juga merekomendasikan negara menerapkan program pelacakan untuk anak-anak yang kehilangan vaksin mereka tahun ini.
Selain itu, para ahli khawatir bahwa komunitas medis akan kehilangan kesempatan melawan penyakit seperti TBC, polio, dan HIV/AID karena terfokus pada Covid-19.