Suara.com - Dalam upaya untuk menekan penyebaran wabah virus corona baru di masyarakat, pemerintah dan pakar kesehatan di seluruh dunia memberlakukan sejumlah protokol, termasuk lockdown dan karantina.
Segala usaha ini dapat memberi kita waktu sampai akhirnya vaksin Covid-19 siap didistribusikan ke seluruh penjuru dunia. Vaksin yang efektif akan mencegah orang-orang dari infeksi Covid-19 dan juga membatasi penularan.
Pakar kesehatan mengatakan setidaknya perlu waktu setahun hingga 18 bulan untuk mengembangkan vaksin, lebih cepat dari waktu pengembangan vaksin Ebola.
Vaksin ini akan tercatat sebagai pengembangan vaksin Covid-19 tercepat dalam sejarah. Hanya 63 hari setelah China berbagi kode genetik SARS-CoV-2, percobaan manusia pertama di Seattle, AS, pada 16 Maret dilakukan. Dua hari kemudian, China menyusul.
Baca Juga: TKA China Masuk Sultra, Wabah Covid-19 Kian Mengkhawatirkan
Sayangnya, menurut Gavin Yamey, dokter dan profesor kesehatan global dan kebijakan publik di Duke University, tidak ada jaminan ketika vaksin siap akan menjangkau semua orang yang membutuhkannya.
"Ada risiko serius bahwa negara-negara kaya akan memonopoli vaksin, meninggalkan negara-negara miskin. Perilaku ini tentu akan merusak kesehatan dan pemulihan mereka sendiri, dan membuat upaya menghentikan pandemi global ini lebih sulit," katanya, dikutip Time.
Agar hal ini tidak terjadi, Yamey menyarankan perusahaan yang tahu cara membuat vaksin perlu membagikan pengetahuan mereka secara luas.
Hal ini, katanya, juga mengacu pada apa yang telah diserukan oleh direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Ghebreyesus, tentang mendukung data, ilmu pengetahuan, dan kolaborasi secara terbuka.
"Ini termasuk secara suka rela berbagi kekayaan intelektual tentang obat-obatan Covid-19, vaksin, dan diagnositik."
Baca Juga: 4 Cara Hentikan Penyebaran Hoax di WhatsApp soal Pandemi Covid-19
Yamey pun mengusulkan pemerintah di seluruh dunia harus bergabung bersama menjadi 'klub pembelian solidaritas' untuk membuat komitmen membeli miliaran dosis vaksin dan mendanai distribusi untuk populasi prioritas di seluruh dunia.
"Vaksin kemudian harus dibuat gratis untuk penerima pada titik perawatan dan dapat diakses seperti imunisasi flu biasa."
Pertanyaan selanjutnya, berapa banyak uang tunai yang dibutuhkan untuk membeli vaksin agar cukup? Ini semua tergantung pada harga vaksin, ujar Yamey.
"Kita tidak bisa mereka (perusahaan pembuat vaksin) mendapat untung besar, tetapi idealnya mereka harus menjual vaksin secara impas."
Tidak ada yang bisa tahu berapa harga akhir dari vaksin baru. Yamey mengatakan ini tergantung dari banyak faktor, termasuk bagaimana pemberiannya (misal jumlah dosis), kompleksitas proses pembuatan, dan apakah perlu menambahkan bahan pembantu (adjuvant) untuk meningkatkan efektivitas vaksin.
"Tetapi ketika dunia akhirnya mendapatkan vaksin Covid-19 yang aman dan efektif, alokasi dan harga yang adil akan sangat penting untuk mengakhiri pandemi ini," tandasnya.