Dongeng Legendaris Si Kancil yang Cerdik, Materi Belajar dari Rumah TVRI

Ririn Indriani Suara.Com
Jum'at, 01 Mei 2020 | 09:44 WIB
Dongeng Legendaris Si Kancil yang Cerdik, Materi Belajar dari Rumah TVRI
Ilustrasi belajar dari rumah. [Antara Foto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dongeng Legendaris Si Kancil yang Cerdik, Materi Belajar dari Rumah TVRI.

Program Belajar dari Rumah yang ditayangkan TVRI hari ini, Jumat 1 Mei 2020 diisi oleh beberapa tayangan hiburan yang mendidik, mulai dari film anak dan remaja, musik, parenting dan dongeng anak.

Nah, dongeng anak yang ditayangkan TVRI dalam program Belajar dari Rumah ini ada Pani si Kelelawar dan Cerita si Kancil yang legendaris di Indonesia.

Dalam dongeng anak Indonesia, kancil dikenal sebagai binatang yang pandai dan cerdik.

Baca Juga: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara dan 4 Berita Populer Kesehatan Lainnya

Ada banyak cerita Kancil yang berhasil meloloskan diri dari bahaya berkat kecerdikannya itu.

Dari sekian banyak cerita tentang si Kancil, berikut 3 dongeng si Kancil yang mengandung pesan moral yang diolah dari dongengceritarakyat.com.

Tiga dongeng atau cerita si kancil yang legendaris ini menarik dibaca para siswa yang kini banyak berada di rumah aja, karena diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya untuk menekan laju penyebaran virus Corona Covid-19.

Si Kancil Bertemu Buaya
Pada suatu hari Kancil sedang berjalan-jalan di hutan. Tiba-tiba perutnya terasa lapar. Lalu ia melihat ada banyak buah segar yang ada di seberang sungai deras. Kancil pun bingung, bagaimana caranya ia dapat melewati sungai untuk mendapatkan makanan.

Akhirnya, Kancil menemukan ide cemerlang untuk dapat menyeberangi sungai. Lalu Kancil pun memanggil seekor buaya yang tinggal di dalam sungai.

"Hey buaya keluarlah, aku punya kabar gembira"

Baca Juga: Lupakan Mantan! Kisah Model Bikini Dapat 50 Lamaran Pernikahan Setiap Pekan

Mendengar suara Kancil, akhirnya seekor buaya keluar dan mendekati Kancil.

"Ada apa Kancil, kau mengganggu tidurku!" sahut sang buaya.

"Aku akan membagikan banyak daging segar untuk kalian" kata Kancil dengan wajah ceria.

"Di mana daging itu?" jawab buaya dengan raut wajah buasnya.

"Sepertinya dagingnya cukup banyak, kau harus memanggil teman-temanmu untuk memakannya juga.

Akhirnya buaya besar itu memanggil kawanan buaya yang lain. Setelah semua berkumpul, Kancil meminta mereka untuk berbaris rapi.

"Untuk apa kami harus berbaris?" tanya sang buaya

"Aku harus menghitung berapa jumlah kalian untuk membagikan daging secara merata"

Kancil pun berhasil meyakinkan mereka dan buaya-buaya tersebut membuat barisan seperti membentuk sebuah jembatan.

"Baik aku akan mulai menghitung, satu... dua... tiga..." kata Kancil sambil menginjak satu per satu buaya melewati aliran sungai yang deras.

Kancil pun berhasil menyebrangi sungai dengan melewati sekumpulan buaya itu. Setelah itu ia tertawa terbahak-bahak.

"Hahahaha sebenarnya aku tak membawa daging sedikit pun, aku hanya ingin kalian berbaris agar aku dapat menyeberang sungai. Ternyata mudah sekali memanfaatkan kalian!" kata Kancil

Sekelompok buaya tersebut akhirnya marah dan hendak memakan Kancil. Tetapi sudah terlambat karena Kancil sudah lari menjauh dari mereka.

Cerita ini membuktikan bahwa kecerdikan dapat mengalahkan kekuatan.

Selanjutnya: Si kancil Bertemu Harimau dan Ular ...

Si Kancil Bertemu Harimau

Berhasil melepaskan diri dari terkaman Buaya, Kancil merasa lega sehinga bisa berjalan dengan santai.

Saat itulah perutnya mulai terasa lapar lagi, karena seharian berlari menyelamatkan diri dari buaya.

Kancil berjalan-jalan ditepi hutan. Tapi huup! tiba-tiba ada Harimau datang menghadangnya.

"Cil! Aku sudah tiga hari tidak makan. Untung ada kau sekarang. Jadi aku bisa makan daging..!" kata Harimau.

"Hah? kau mau memakanku? Siapa takut? boleh saja!" kata Kancil tanpa rasa takut.

"Betulkah Cil? kau mau aku makan? Tanya Harimau gembira.

"Aku maklum, aku kan hewan kecil. Mau menolak pun bagaimana ! aku pasrah saja. Tapi……””

"Kenapa Cil..?
"Sebelum aku mati, bolehkah aku meminta sesuatu?
"Apa itu Cil?"
"Biarkan aku mencari makanan sebentar saja di sekitar sini."
"Baiklah Cil, permintaan terakhirmu itu akan aku kabulkan."

"Terima kasih. Kau memang baik sekali. Tapi sekarang tolong pejamkan matamu sebentar."
"Loh ko pakai pajam mata segala Cil?"
"Iya, tutup mata seperti main petak umpet. Toh aku tidak bisa lari terlalu jauh darimu."
"Baiklah Cil. Akan aku pejamkan mataku."

Kancil langsung berlari dengan sekuat tenaganya.

"Sudah Cil? Aku sudah tidak sabar ingin memakan Kancil.
"Beluuuuum…!" teriak kancil
"Sudah Cil?" Tanya Harimau sekali lagi.
"Belluuuuuuuuuum!" jawab Kancil dari kejauhan.
"Sudah Cil?"

Kancil tidak menjawab lagi. Akhirnya sang Harimau segera membuka matanya lantaran curiga.

"Wauuuuuw…! Mana si Kancil? Kurang ajar, dia menipuku!"

Si Harimau langsung mencari Kancil ke sana kemari, tapi sudah sekian lama ia tidak bisa menemukan Kancil.

"Bodohnya aku…!" Si Harimau geram.
"Seharusnya aku tidak usah menuruti permintaan si Kancil. Coba saja tadi Kancil langsung aku makan," umpat sang Harimau.

Dengan marah si Harimau terus mencari si Kancil.

"Kemana hewan kecil yang licik itu?
"Awas kau Cil!"

Sementara itu Kancil terus berjalan dan mencari persembunyian yang aman. Kancil menoleh kebelakang. Ia takut Harimau menyusulnya.

"Mudah-mudahan Harimau sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri. Sehingga ia tidak bisa mengejarku."

Otaknya terus berputar dengan keras. Kancil terus berpikir bagaimana caranya ia meloloskan diri dari kejaran Macan.

Karena Kancil sering melihat kebelakang. Ia tidak melihat ada seekor ular didepannya.

"Huup! Aduh, hamper saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini," Kata Kancil.

Kancil istirahat tak jauh dari si Ular yang sedang tidur. Dan terus mencari akal.

Beberapa saat kemudian …….

"Nah, ini dia..!! kata Harimau gembira setelah menemukan si Kancil.

“Sssst !" jangan bicara keras-keras."
"Mau apa lagi ? Mau menipuku?"
“Tidaaaaaak..! Tenang sajalah dulu !” kata Kancil dengan santai.
“Aku sudah sangat kelaparan Cil! Sudahlah Kancil, kau tidak bisa menipuku lagi.
"Sabar dulu. Aku sedang duduk di sini sebenarnya sedang bertugas. Aku diperintahkan Nabi Sulaiman"
"Jangan ngaco kau! Apa tugasmu?"
"Mari ikut aku." kata Kancil mengajak Harimau mendekati si Ular yang sedang tidur.

Sepintas ular itu seperti sabuk yang digulung rapi.

"Cil ini kan Ular?"
“Wah.. bodohnya kau. Ini bukan Ular hidup. Ini adalah sabuknya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para Binatang. Siapapun yang memakai sabuk ini maka dia akan ditakuti seluruh binatang di dunia ini."
“Boleh ku coba Cil?’’
“Jangan…!”
"Baiklah Cil. Jika tidak boleh kau akan langsung kumakan."
“Ba…baiklah kalau begitu.”

Harimau segera menjulurkan lidah dan lehernya. Ia bermaksud mengelus-elus sabuk itu sebelum memakannya.

“Hmm…halus juga sabuk ini…” kata Harimau sambil menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.

Tapi…..

“kurang ajar!” tiba-tiba si Ular itu terbangun dari tidurnya. “Beraninya kau mengganggu waktu istirahatku.”

Secepat kilat ular besar itu membelit tubuh Harimau dan langsung menggiginya.

Harimau pun membalas menggigit perut Ular dan mencakar tubuh Ular itu. Keduanya bertarung dalam waktu yang lama.

“Hahaa…!" Kancil tertawa."Aku tidak tau siapa yang akan menang dalam pertarungan ini. Lebih bik aku segera pergi dari tempat ini. Selamat tinggal Harimau yang bodoh.”

Selanjutnya: Si kancil Mencuri Ketimun ...

Si Kancil Mencuri Ketimun
Kancil berlari dengan cepat karena berhasil melarikan diri dari terkaman Harimau. Di tengah perjalanan si Kancil akhirnya merasa sangat kelelahan dan kelaparan.

Nah, saat perutnya terasa lapar dan langkah kakinya melambat lantaran kelelahan, si Kancil berjalan melewati sebuah kebun sayur-sayuran yang terdapat banyak mentimun yang disebut juga ketimun.

Tanaman di kebun itu sangat subur. Dengan penuh semangat si Kancil langsung masuk ke dalam kebun yang subur itu, tapi saat melangkah masuk, ia sangat terkejut karena kebun ketimun yang sedang diincarnya itu ternyata di jaga Pak Tani.

Kancil pun langsung kembali ke dalam hutan. Ia berniat untuk kembali ke kebun jika matahari gelap. Menjelang senja ia datang kembali.

Pak Tani sama sekali tidak menyadari bahwa jika kebunnya sudah dimasuki Kancil. Setelah Pak Tani pergi dan tidak kelihatan lagi, si Kancil langsung dengan cekatan menggali lubang di bawah pagar.

Setiba di kebun ketimun si kancil langsung menyantap ketimun dengan lahapnya. Setelah kenyang, Kancil pun pergi meninggalkan ladang yang  berantakan karena ketimunnya banyak yang dimakan si kancil.

Setelah Kancil beranjak pergi, Pak Tani sang pemilik ladang datang untuk memeriksa ladang ketimun miliknya. Betapa kagetnya ia saat mengetahui ladangnya rusak dan sebagian ketimun miliknya raib.

Karuan saja Pak Tani kesal dengan kejadian tersebut, ia kemudian memasang orang-orangan sawah yang telah diberi lem lengket untuk menjebak si pencuri ketimun.

Keesokan harinya Kancil kembali ke ladang untuk mengambil ketimun lagi. Betapa kaget si kancil melihat ada sosok petani yang menjaga ladang. Namun ia tidak takut. Si kancil justru penasaran menghampiri orang-orang yang berbentuk petani itu.

"Hmm sepertinya Pak Tani ingin menakut - nakutiku, dia pikir aku bodoh" kata Kancil sambil menendang orang-orangan sawah itu.

Tak disangka kaki Kancil tersangkut di orang-orangan sawah. Kancil pun terperangkap dan tidak bisa melarikan diri.

Pak Tani yang melihat si Kancil terperangkap senang bukan kepalang. Lalu Kancil dibawa pulang ke rumah Pak Tani dan dikurung dalam sebuah kandang ayam.

Namun lagi-lagi si Kancil tak kehilangan akal, ia mencoba mencari cara agar bisa ke luar dari dalam kandang.

Kancil melihat seekor anjing peliharaan milik Pak Tani dan memanggilnya.

"Halo anjing, sedang apa kau di sana?" kata Kancil

"Aku sedang menjagamu agar kamu tak kabur ke mana-mana" kata anjing sambil menghampiri Kancil

"Aku senang sekali, besok aku akan diajak makan-makan di pesta Pak Lurah, oleh karena itu Pak Tani memintaku untuk istirahat sejenak di sini" ucap Kancil.

Sang anjing terlihat kesal karena Pak Tani tak pernah mengajaknya untuk mengunjungi pesta dan makan di rumah Pak Lurah.

"Sebenarnya aku kasihan padamu, yang telah lama mengabdi tapi tak pernah di ajak bersenag-senang. Aku punya ide nih agar besok kamu bisa ikut ke pesta Pak Lurah" sahut Kancil.

"Bagaimana caranya agar aku bisa ikut?" tanya anjing

"Kita harus bertukar posisi, agar kamu bisa menggantikanku untuk ikut ke pesta Pak Lurah" bujuk Kancil.

Akhirnya anjing pun termakan rayuannya dan membantu si Kancil ke luar dari kandang ayam lalu bertukar posisi. Sekarang, Kancil berhasil keluar, sementara si anjing sudah berada di dalam kandang ayam.

"Maafkan aku anjing, sebenarnya tidak ada pesta di Rumah Pak Lurah, aku hanya membohongimu agar bisa keluar dari kurungan ini," kata Kancil tertawa.

Betapa kesalnya anjing, dan melontarkan sumpah serapah untuk si Kancil. Tetapi, sudah terlambat, karena Kancil berhasil ke luar kandang dan berlari menuju hutan.

Nah, pesan moral dari dongeng Si Kancil Mencuri Ketimun ini, jangan mudah percaya terhadap omongan dan bujukan.

Meski Kancil cerdik, tetapi sifatnya yang suka mencuri, berbohong atau mengelabui tidak patut untuk dicontoh ya!

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI