Si Kancil Bertemu Harimau
Berhasil melepaskan diri dari terkaman Buaya, Kancil merasa lega sehinga bisa berjalan dengan santai.
Saat itulah perutnya mulai terasa lapar lagi, karena seharian berlari menyelamatkan diri dari buaya.
Kancil berjalan-jalan ditepi hutan. Tapi huup! tiba-tiba ada Harimau datang menghadangnya.
Baca Juga: Virus Corona Bisa Bertahan di Udara dan 4 Berita Populer Kesehatan Lainnya
"Cil! Aku sudah tiga hari tidak makan. Untung ada kau sekarang. Jadi aku bisa makan daging..!" kata Harimau.
"Hah? kau mau memakanku? Siapa takut? boleh saja!" kata Kancil tanpa rasa takut.
"Betulkah Cil? kau mau aku makan? Tanya Harimau gembira.
"Aku maklum, aku kan hewan kecil. Mau menolak pun bagaimana ! aku pasrah saja. Tapi……””
"Kenapa Cil..?
"Sebelum aku mati, bolehkah aku meminta sesuatu?
"Apa itu Cil?"
"Biarkan aku mencari makanan sebentar saja di sekitar sini."
"Baiklah Cil, permintaan terakhirmu itu akan aku kabulkan."
Baca Juga: Lupakan Mantan! Kisah Model Bikini Dapat 50 Lamaran Pernikahan Setiap Pekan
"Terima kasih. Kau memang baik sekali. Tapi sekarang tolong pejamkan matamu sebentar."
"Loh ko pakai pajam mata segala Cil?"
"Iya, tutup mata seperti main petak umpet. Toh aku tidak bisa lari terlalu jauh darimu."
"Baiklah Cil. Akan aku pejamkan mataku."
Kancil langsung berlari dengan sekuat tenaganya.
"Sudah Cil? Aku sudah tidak sabar ingin memakan Kancil.
"Beluuuuum…!" teriak kancil
"Sudah Cil?" Tanya Harimau sekali lagi.
"Belluuuuuuuuuum!" jawab Kancil dari kejauhan.
"Sudah Cil?"
Kancil tidak menjawab lagi. Akhirnya sang Harimau segera membuka matanya lantaran curiga.
"Wauuuuuw…! Mana si Kancil? Kurang ajar, dia menipuku!"
Si Harimau langsung mencari Kancil ke sana kemari, tapi sudah sekian lama ia tidak bisa menemukan Kancil.
"Bodohnya aku…!" Si Harimau geram.
"Seharusnya aku tidak usah menuruti permintaan si Kancil. Coba saja tadi Kancil langsung aku makan," umpat sang Harimau.
Dengan marah si Harimau terus mencari si Kancil.
"Kemana hewan kecil yang licik itu?
"Awas kau Cil!"
Sementara itu Kancil terus berjalan dan mencari persembunyian yang aman. Kancil menoleh kebelakang. Ia takut Harimau menyusulnya.
"Mudah-mudahan Harimau sakit perut, sakit gigi, tertusuk duri. Sehingga ia tidak bisa mengejarku."
Otaknya terus berputar dengan keras. Kancil terus berpikir bagaimana caranya ia meloloskan diri dari kejaran Macan.
Karena Kancil sering melihat kebelakang. Ia tidak melihat ada seekor ular didepannya.
"Huup! Aduh, hamper saja aku menabrak ular yang sedang tidur ini," Kata Kancil.
Kancil istirahat tak jauh dari si Ular yang sedang tidur. Dan terus mencari akal.
Beberapa saat kemudian …….
"Nah, ini dia..!! kata Harimau gembira setelah menemukan si Kancil.
“Sssst !" jangan bicara keras-keras."
"Mau apa lagi ? Mau menipuku?"
“Tidaaaaaak..! Tenang sajalah dulu !” kata Kancil dengan santai.
“Aku sudah sangat kelaparan Cil! Sudahlah Kancil, kau tidak bisa menipuku lagi.
"Sabar dulu. Aku sedang duduk di sini sebenarnya sedang bertugas. Aku diperintahkan Nabi Sulaiman"
"Jangan ngaco kau! Apa tugasmu?"
"Mari ikut aku." kata Kancil mengajak Harimau mendekati si Ular yang sedang tidur.
Sepintas ular itu seperti sabuk yang digulung rapi.
"Cil ini kan Ular?"
“Wah.. bodohnya kau. Ini bukan Ular hidup. Ini adalah sabuknya Baginda Nabi Sulaiman, penguasa para Binatang. Siapapun yang memakai sabuk ini maka dia akan ditakuti seluruh binatang di dunia ini."
“Boleh ku coba Cil?’’
“Jangan…!”
"Baiklah Cil. Jika tidak boleh kau akan langsung kumakan."
“Ba…baiklah kalau begitu.”
Harimau segera menjulurkan lidah dan lehernya. Ia bermaksud mengelus-elus sabuk itu sebelum memakannya.
“Hmm…halus juga sabuk ini…” kata Harimau sambil menjilati benda yang dianggapnya sabuk itu.
Tapi…..
“kurang ajar!” tiba-tiba si Ular itu terbangun dari tidurnya. “Beraninya kau mengganggu waktu istirahatku.”
Secepat kilat ular besar itu membelit tubuh Harimau dan langsung menggiginya.
Harimau pun membalas menggigit perut Ular dan mencakar tubuh Ular itu. Keduanya bertarung dalam waktu yang lama.
“Hahaa…!" Kancil tertawa."Aku tidak tau siapa yang akan menang dalam pertarungan ini. Lebih bik aku segera pergi dari tempat ini. Selamat tinggal Harimau yang bodoh.”
Selanjutnya: Si kancil Mencuri Ketimun ...