Misalnya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang melihat dari data 55.000 pasien Covid-19 di China.
Dokter di China menemukan pada Februari, gejala paling umum adalah demam (87,9% dari kasus yang dikonfirmasi), dan batuk kering (67,7%). Diikuti kelelahan (38,1%), adanya dahak (33,4%), sesak napas (18,6%), sakit tenggorokan (13,9%), dan sakit kepala (13,6%).
Tetapi pasien yang mereka lihat belum tentu mewakili semua orang yang terinfeksi di sana, hanya mereka yang menerima tes dan perawatan.
Dalam studi tersebut, sekitar 80 persen pasien memiliki penyakit ringan hingga sedang, 13,8 persen memiliki penyakit parah, dan 6,1 persen dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Dua Bulan Karantina, Wanita Ini Terus Positif Corona Covid-19 Tanpa Gejala!
Kemungkinan masih banyak pasien terinfeksi dengan gejala sangat ringan, atau tidak sama sekali, tidak tercatat oleh penelitian ini, yang artinya gejala mereka (atau kurang dari itu) tidak terwakili dalam data statistik tersebut.
Gejala-gejala tidak jelas dan terkadang kontradiktif ini mungkin mencerminkan bagaimana virus berinteraksi dengan kondisi yang mendasarinya pada beberapa pasien, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi, atau hanya perbedaan kerentanan tubuh. Variasi semacam ini adlaah fenomena yang sudah dilihat dokter pada infeksi lain.
“Misalnya, untuk influenza, kebanyakan orang akan menunjukkan demam, rasa sakit di tubuh, dan malaise. Tetapi sekelompok kecil orang akan menunjukkan diare dan muntah, ”kata David Pride, associate director mikrobiologi di University of California San Diego.
"Apa yang kita alami dengan Covid-19 mungkin hanya mencerminkan apa yang kita lihat di sejumlah penyakit lain di mana memengaruhi sekelompok orang dengan cara berbeda," lanjutnya.
Banyak dari laporan gejala yang kurang umum ini masih membutuhkan validasi lebih luas sebelum dapat digunakan sebagai pedoman klinis. Tetapi mereka menggambarkan betapa membingungkannya bagi pasien dan dokter untuk melacak Covid-19 tanpa pengujian yang memadai.
Baca Juga: Terkini, 9 Gejala Utama Pasien Covid-19