Virus Corona dapat Bertahan di Udara Rumah Sakit, Tapi Tidak di ICU

Kamis, 30 April 2020 | 09:24 WIB
Virus Corona dapat Bertahan di Udara Rumah Sakit, Tapi Tidak di ICU
Pasien corona. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti telah menambahkan bukti baru secara pemahaman ilmiah tentang bagaimana virus corona baru atau SARS-CoV-2 dapat bertahan di udara, yang hanya terjadi di rumah sakit.

Temuan tersebut dapat bertahan di udara yang berasal dari peralatan pelindung tenaga medis, atau menjadi ada di udara di tiolet yang digunakan oleh pasien. Beberapa jejak juga ditemukan dalam endapan aerosol (partikel yang lebih kecil dari droplet dan tertahan di udara) pada permukaan di ruang ICU.

Dilansir South China Morning Post, hal ini diketahui setelah peneliti mengukur partikel di udara di dua rumah sakit di Wuhan selama wabah masih terjadi.

Menurut data studi ini, yang akan terbit dalam jurnal Nature, menunjukkan virus juga berpotensi menyebar melalui aerosol, dan aerosol yang sarat virus dapat mencemari permukaan, yang mengarah ke penyebaran penyakit.

Baca Juga: Polusi Udara, Biang Kerok Tingginya Angka Kematian Virus Corona

Peneliti, termasuk dari Universitas Wuhan, mengukur konsentrasi RNA virus corona baru dalam aerosol di 30 area berbeda di dua rumah sakit tersebut.

Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)
Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)

"Hasil kami menunjukkan bahwa ruangan berventilasi, ruang terbuka, disinfeksi pakaian pelindung, dan penggunaan yang tepat, dan mendisinfeksi aera toilet dapat secara efektif membatasi konsentrasi RNA SARS-CoV-2 dalam aerosol," kata peneliti.

Mereka memperingatkan bahwa, dengan hanya menggunakan tes RNA untuk mendeteksi keberadaan virus, penelitian mereka tidak menunjukkan apakah jejak yang mereka temukan di rumah sakit dapat menular.

Menurut mereka, studi lebih lanjut harus dilakukan untuk mengesplorasi infektivtas virus dalam aerosol.

Bagaimana penelitian dilakukan?

Baca Juga: Kabar Baik, Kualitas Udara di India Membaik Selama Lockdown

Di satu rumah sakit, tim menemukan peningkatan kadar RNA virus di ruangan yang digunakan oleh pekerja medis untuk melepas APD mereka, menunjukkan partikel virus terlepas dari pakaian pelindung ke udara.

Namun, tidak ada jejak virus setelah ruangan didisinfeksi, yang termasuk membersihkan APD sebelum dipindahkan. Toilet yang berventilasi buruk di salah satu rumah sakit darurat juga ditemukan menyimpan virus di udara.

Menurut peneliti, virus ini dapat berasal dari napas pasien, atau mungkin dalam feses atau urin pasien, yang mengudara ketika toilet disiram.

Tetapi, mereka mencatat di ruangan berventilasi baik atau ruang publik terbuka konsemtrasi RNA virus rendah. Namun, ini tidak terjadi di area yang terdapat banyak orang.

Peneliti juga menemukan tingkat konsentrasi RNA virus sangat rendah atau di ruang isolasi dan ruang pasien berventilasi, di mana tindakan perlindungan diambil.

Ilustrasi rumah sakit. [Shutterstock]
Ilustrasi rumah sakit. [Shutterstock]

Di luar rumah sakit, ada kemungkinan partikel virus akan terlepas ke udara jika orang tidak melepas masker atau pakaian terkontaminasi secara hati-hati, kata Malik Peiris, seorang ahli virologi kesehatan klinis dan masyarakat di Universitas Hong Kong.

Tetapi ini bukan risiko penyebaran yang utama, tambahnya.

"Risiko akan jadi lebih besar ketika kamu melepas masker, kamu menyentuh bagian depan masker, dan tidak mencuci tangan dan menyentuh mata, itu adalah risiko yang jauh lebih besar dari apapun yang ada di udara. Ini adalah masalah proposional," jelasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI