Ngeri, Ilmuwan China Temukan Bukti Virus Corona Bertahan di Udara

Kamis, 30 April 2020 | 04:10 WIB
Ngeri, Ilmuwan China Temukan Bukti Virus Corona Bertahan di Udara
COVID-19 mampu membajak sel inang untuk mereplikasi, menciptakan ribuan salinannya sendiri hingga sel inang kewalahan dan secara efektif membunuh dirinya sendiri [NIAID].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ngeri, Ilmuwan China Temukan Bukti Virus Corona Bertahan di Udara

Penyebaran virus corona atau Covid-19 melalui udara sempat ramai diberitakan beberapa waktu lalu. Namun kini, para ilmuwan menemukan bukti bawah virus corona bisa menyebar melalui udara.

Virus yang teridentifikasi di udara itu memiliki diameter lebih kecil dari satu per sepuluh ribu inci. Hal tersebut sebelumnya telah dibuktikan dalam percobaan laboratorium.

Tetapi sekarang para ilmuwan Cina melaporkan bahwa mereka menangkap tetesan kecil yang mengandung genetik virus di udara dua rumah sakit di Wuhan, Cina. Temuan itu dipublikasikan di jurnal Nature pada Senin (27/4).

Baca Juga: Khawatir COVID-19, Gubernur di Jepang Isolasi Kucing Hadiah dari Putin

Warga menggunakan masker melintas di kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Minggu (6/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Warga menggunakan masker melintas di kawasan Stasiun Sudirman, Jakarta, Minggu (6/4). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Masih belum diketahui apakah virus yang ditemukan bisa menularkan Covid-19. Tetapi droplet tetap berisiko tinggi menularkan dan dihirup oleh orang lain.

"Mereka akan mengapung di udara setidaknya selama dua jam. Ini sangat menunjukkan bahwa ada potensi untuk transmisi udara," kata Linsey Marr, seorang profesor teknik sipil dan lingkungan di Virginia Tech melansir dari New York Times.

Dr. Marr dan ilmuwan lainnya mengatakan, bukti semakin meningkat bahwa virus corona disebarkan melalui aerosol. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO sejauh ini masih meragukan hal tersebut.

Menurut WHO, penularan Covid-19 melalui droplet yang tidak bersifat aerosol atau melalui sentuhan permukaan yang terkontaminasi. Meski begitu, temuan baru para peneliti tersebut tidak serta merta menyelesaikan masalah.

Meskipun virus corona bersifat RNA dan terdeteksi di aerosol, para ilmuwan belum tahu apakah virus tersebut tetap menular atau apakah tes hanya mendeteksi fragmen virus yang tidak berbahaya.

Baca Juga: Update 29 April Pasien Positif Corona di DKI Tembus 4.000 Orang

"Bagian yang hilang adalah replikasi virus," kata Harvey V. Fineberg, yang memimpin Komite Tetap untuk Penyakit Menular yang Muncul dan Ancaman Kesehatan Abad 21 di Akademi Sains, Teknik, dan Kedokteran Nasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI