Ada Ancaman Klaster Tingkat Rumah Tangga Pada Pandemi Covid-19?

Risna Halidi Suara.Com
Kamis, 30 April 2020 | 00:10 WIB
Ada Ancaman Klaster Tingkat Rumah Tangga Pada Pandemi Covid-19?
Ilustrasi Covid-19 (Unsplash/Adam Niescioruk)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ada Ancaman Klaster Tingkat Rumah Tangga Pada Pandemi Covid-19?

Berbagai upaya dilakukan pemerintah guna menekan penyebaran infeksi virus corona penyebab sakit Covid-19. Mulai dari penerapan aturan lockdown, PSBB, pelacakan kontak hingga pengujian massal.

Sayangnya, akan ada saja yang terlewat karena membawa virus tanpa gejala. Mereka inilah yang pada akhirnya bertanggung jawab atas serangkaian lonjakan kasus baru penularan virus Covid-19 diberbagai negara seperti Singapura, Korea Selatan bahkan Indonesia.

Selain itu, terbatasnya pasokan alat uji dan ketidakmampuan banyak negara untuk melakukan pengujian nasional dalam waktu singkat karena kurangnya APD (Alat Pelindung Diri) juga menjadi masalah.

Baca Juga: Hadapi Pandemi Covid-19, 10 Dapur Umum Dapat Donasi Susu Cair

Hal ini lagi-lagi memungkinkan orang pembawa virus yang tidak menunjukkan gejala ataupun orang yang gejalanya rendah, tidak terlacak namun terus menularkan virus penyakit ke masyarakat.

Dengan begitu, menurut komisaris Borderless Healthcare Group, Dr Wei Siang Yu, sangat wajar bagi setiap tim tanggap Covid-19 untuk segera melaksanakan sistem tata kelola kesehatan masyarakat dengan beranggapan bahwa penularan Covid-19 sudah menyebar di dalam masyarakat.

"Selain itu, sebagian besar tim tanggap Covid-19 mungkin juga telah melewatkan titik lemah lain berupa penularan dalam rumah tangga," kata Yu, Rabu (29/4/2020).

Yu juga menyinggung bagaimana kebijakan isolasi pemerintah sering kali menimbulkan ketakutan dan kecemasan di antara golongan masyarakat tertentu.

Hal itu membuat masyarakat menjadi enggan untuk menyatakan bahwa diri mereka menunjukkan gejala tertular karena takut diisolasi dari keluarga atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Baca Juga: Kenangan Rommy di Rutan KPK: Pimpin Salat Tarawih Tahanan Korupsi

Karena itu, risiko tertular penyakit dalam lingkup rumah tangga dianggap sangat tinggi dan berpotensi menyebabkan munculnya wabah penyakit baru dalam masyarakat yang tidak dapat diprediksi meskipun upaya pemutusan rantai penularan telah diterapkan oleh pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI