2 Alasan Kenapa Membandingkan Covid-19 dan Penyakit Lain Itu Salah Kaprah

Rabu, 29 April 2020 | 19:51 WIB
2 Alasan Kenapa Membandingkan Covid-19 dan Penyakit Lain Itu Salah Kaprah
Deddy Corbuzier [Youtube/Deddy Corbuzier]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Virus corona baru penyebab Covid-19 memiliki masa inkubasi di mana saja antara satu hingga 14 hari. Sedangkan seseorang terkena flu satu hingga empat hari setelah terinfeksi. 

"Flu normal, jika saya mendapatkannya, saya akan menginfeksi sekitar 1,3, hingga 1,4 orang," kata Dr. Hugh Montgomery, ketua kedokteran perawatan intensif di Universitas  College London.

Namun dengan Covid-19, setiap orang dapat menularkan virus setidaknya pada tiga orang lainnya.

"Sekarang itu kedengarannya tidak banyak perbedaan, tetapi jika masing-masing dari tiga orang menularkan tiga orang lagi, dan itu terjadi pada 10 kali maka seseorang bisa menginfeksi 59.000 orang," kata Montgomery.

Baca Juga: Pemerintah Beri Subsidi Bunga Kredit Usaha Hingga 6 Persen Selama 6 Bulan

Selain menular, virus corona baru juga melemahkan sistem kesehatan di suatu negara.

Penyanyi Rap,Samuel Alexander Pieter atau lebih dikenal dengan Young Lex berkunjung ke Kantor Suara.com, Jakarta Selatan, Jumat (18/10). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Penyanyi Rap,Samuel Alexander Pieter atau lebih dikenal dengan Young Lex  [Suara.com/Angga Budhiyanto]

"Sistem perawatan kesehatan hanya dibangun untuk merawat sejumlah orang pada waktu tertentu, karena itulah fasilitas perawatan kesehatan terhindar dari kebangkrutan," jelas Markel.

Tapi saat wabah, fasilitas rumah sakit kebanjiran pasien dalam satu waktu. "Secara individual, fasilitas tidak dapat secara konstan disiapkan untuk pandemi, katanya, terutama mengingat bagaimana peralatan seperti respirator dan ventilator perlu dibersihkan dan dipelihara secara teratur," tambahnya.

Kematian Akibat Lalu Lintas Tidak Menular

Perbandingan Trump dan Deddy tentang kematian Covid-19 dengan kematian lalu lintas bahkan lebih tidak masuk akal.

Baca Juga: Korupsi Dana Perimbangan, Eks Anggota DPR Sukiman Divonis 6 Tahun Penjara

Dilansir dari dari Huffpost, pertama-tama, kematian lalu lintas tidak menular. Gagal mengkarantina satu orang dengan virus corona dapat menyebabkan dua kasus pada hari berikutnya, empat berikutnya, delapan berikutnya dan seterusnya.

Infeksi menyebar secara eksponensial, dengan intervensi awal membuat dampak mendalam pada keparahan wabah kemudian.

Kematian lalu lintas tidak memiliki karakteristik ini. Kematian di jalan memang sangat sensitif terhadap faktor-faktor seperti batas kecepatan, desain jalan, dan waktu respons ambulan, namun jumlah korban kecelakaan hari ini tidak menulari kecelakaan berikutnya.

Berdasarkan data Polri,  jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas pada 2019 di Indonesia berjumlah 23.530 orang (dalam satu tahun). 

Selama sebulan (sejak pengumuman awal Maret), kematian akibat Covid-19 di seluruh Indonesia mencapai 784 jiwa. Itu baru yang terkonfirmasi, sebab kematian sebagai PDP dan ODP tidak dihitung sebagai kematian akibat Covid-19.

Akibat tes minim di Indonesia membuat jumlah infeksi Covid-19 di Indonesia belum terdeteksi sepenuhnya. 

Studi sebuah lembaga penelitian di London, Inggris, memperkirakan baru 2 persen kasus Covid-19 di Indonesia terungkap. Itu berarti, setidaknya menurut hitungan mereka, sebenarnya ada sekitar 34.300 kasus pada bulan Maret.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI