Suara.com - Penelitian pada kantor call center Seoul Korea Selatan, membuktikan betapa mudahnya penyebaran Covid-19 atau virus corona di perkantoran.
Pada bulan Maret otoritas kesehatan Korea melaporkan, bahwa 97 dari 811 karyawan call center Seoul dinyatakan positif terkena virus corona. Dari para pekerja yang sakit, 94 duduk di lantai yang sama (lantai 11) dan 79 karyawan berada di bagian yang sama.
Dilansir dari Business Insider, dalam sebuah artikel yang akan diterbitkan pada jurnal Emerging Infectious Diseases, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan menciptakan bagan tempat duduk berkode warna untuk menggambarkan persebaran virus di kantor.
Meja biru di denah lantai adalah tempat duduk karyawan yang terkena virus. Diagram tersebut mengilustrasikan bagaimana kantor secara inheren dapat dengan mudah memungkinkan penyebaran virus corona.
Baca Juga: Akui Nggak Jago, Rossi Pilih Absen di Seri Ketiga MotoGP Virtual
Gugus kasus melaporkan, bahwa di antara orang-orang yang duduk berdekatan di lantai 11. Dari 216 karyawan yang bekerja di sana, 94 jatuh dinyatakan positif. Itu berarti persentase kelompok yang tertular penyakit mencapai 43,5 persen.
"Meskipun ada interaksi yang cukup besar antara pekerja di lantai X gedung yang berbeda di lift dan lobi, penyebaran Covid-19 hampir secara eksklusif terbatas pada lantai 11 yang menunjukkan bahwa durasi interaksi kemungkinan merupakan fasilitator utama untuk menyebarkan virus," tulis CDC Korea dalam laporannya.
Tetapi penyebaran tersebut langsung diperketat oleh pihak pemerintah. Tim pegawai pemerintah langsung datang untuk menguji semua pekerja dan penduduk di gedung tersebut setelah satu orang dinyatakan positif.
Setiap orang yang dites negatif akan dites kembali dalam periode 14 hari. Secara total, ada 1.143 orang yang mengunjungi gedung itu dan semuanya dites.
Tim pemerintah juga mengirimkan pesan teks kepada siapa saja yang datang di dekat gedung selama lebih dari lima menit untuk melakukan pengujian.
Baca Juga: 6 Hari PSBB Makassar, Harga Sembako Turun, Daya Beli Masyarakat Anjlok
"Dengan menguji semua orang yang berpotensi terpapar dan mengontak mereka untuk memfasilitasi isolasi pasien kasus Covis-19 yang bergejala dan tidak bergejala, kami mungkin telah membantu menghentikan rantai penularan," tulis CDC Korea dalam laporan tersebut.
Ketika wabah Covid-19 Korea Selatan menggelembung pada bulan Februari, otoritas kesehatan di sana mengambil tindakan agresif. Pemerintah menerapkan pengujian luas dan pelacakan kontak, kemudian menggunakan aplikasi dan program pesan teks.
Dari 1.100 lebih tes di gedung itu, 97 kembali dinyatakan positif. Dengan tes yang luas dan menyeluruh, Korea bisa meratakan kurva penyebaran Covid-19 bahkan tanpa melakukan lockdown.