3. Manfaatkan alat pemeriksaan
Zaman kini banyak alat periksa yang sudah bisa diakses masyarakat, seperti alat pengukur tekanan darah, kadar oksigen dalam darah. Jika memiliki alat ini di rumah maka bisa dimanfaatkan dan beritahukan hasilnya ke dokter agar dokter bisa mendapatkan gambaran yang tepat tentang kondisi Anda, sehingga diagnosis bisa tepat.
"Anda bisa melaporkan hasil temuan Anda berdasarkan hasil yang Anda pernah ukur. Ini akan membantu juga akan Anda pernah bilang bahwa saya ditensi sekian, sekarang tensi saya demikian. Lalu, saya pernah minum obat untuk obat diabetes atau saya pernah pakai suntik untuk injeksi insulin," ungkapnya.
Lewat cara ini juga nantinya dokter bisa menentukan apakah perlu bertatap muka dengan pasien atau memerlukan tindakan medis tertentu.
4. Jangan buat diagnosis sendiri
Hal yang perlu dilakukan sebagai pasien adalah menceritakan apa keluhan, riwayat penyakit, pengobatan, dan pola hidup. Selebihnya dokter yang menentukan, jangan asal mendiagnosis diri sendiri, karena ini menyulitkan pekerjaan dokter juga membuang waktu.
Baca Juga: Hormati Pekerja Medis, Tentara AS Terbangkan Jet Tempur di Langit New York
"Jadi katakanlah apa yang Anda rasakan sekarang bukan asumsi atau diagnosis yang Anda buat. Contoh yang harusnya dikatakan adalah leher terasa tegang, kepala saya terasa sakit atau bilang bahwa saya merasa sakit dada saya, seperti ditekan. Atau sekarang yang saya rasa pundak terasa berat susah digerakkan," paparnya.
"Ini akan lebih baik dalam membantu dan dengan demikian percakapan yang dilakukan itu berlangsung efektif dan efisien menghemat waktu buat Anda," sambungnya.
5. Berkatalah jujur
Di masa pandemi seperti ini jangan coba-coba membohongi dokter, karena selain membahayakan diri sendiri ini juga akan membahayakan orang lain. Seperti misalnya mengalami gejala flu hingga sesak napas, tapi di orang terdekat ada yang positif Covid-19, maka jujurlah.
"Ketikaa Anda melakukan konsultasi, maka Anda harus jujur dan Anda mengatakan apa adanya yang Anda rasakan," tutupnya.