Ngeri, Peneliti China Bilang Virus Corona Bisa Jadi Musiman Mirip Flu Biasa

Rabu, 29 April 2020 | 12:41 WIB
Ngeri, Peneliti China Bilang Virus Corona Bisa Jadi Musiman Mirip Flu Biasa
Wabah virus corona (coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Virus corona dimungkinkan bisa muncul secara musiman, seperti flu biasa. Hal tersebut dinyatakan oleh para peneliti dari Institut Biologi Pathogen China.

Dilansir dari New York Post, prediksi Covid-19 yang bisa menjadi flu musiman disebabkan karena banyaknya para pembawa virus tanpa gejala.

"Ini sangat mungkin menjadi epidemi yang hidup berdampingan dengan manusia untuk waktu yang lama, menjadi musiman dan berkelanjutan dalam tubuh manusia," kata Jin Qi, direktur Institut Biologi Pathogen China.

Covid-19 mungkin tidak akan diberantas seperti wabah SARS yang sama-sama disebabkan oleh virus corona pada hampir dua dekade lalu. Para peneliti menyatakan, bahwa hal tersebut terjadi karena beberapa orang yang memiliki virus tidak menunjukkan tanda-tanda dan dapat menyebarkan secara diam-diam.

Baca Juga: Hormati Pekerja Medis, Tentara AS Terbangkan Jet Tempur di Langit New York

Pemerintah dan peneliti mulai sepakat bahwa virus itu tidak akan hilang, terlepas dari tindakan drastis yang telah dilakukan banyak negara.

Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.)
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada orang dalam pengawasan (ODP) di Bogor, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.)

Para ilmuwan China juga mengatakan mereka belum menemukan bukti bahwa bulan-bulan musim panas yang hangat akan membantu memperlambat penyebaran virus seperti yang sebelumnya diharapkan oleh pemerintahan Trump.

"Virus ini peka terhadap panas, tetapi saat ia bertahan saat terpapar suhu 56 derajat Celcius (atau 132 derajat Fahrenheit) selama 30 menit. Padahal sepanas-panasnya cuaca tidak akan mencapai suhu itu," kata Wang Guiqiang, direktur Departemen Penyakit Menular di Universitas Peking.

"Jadi secara global, bahkan selama musim panas, kemungkinan kasus turun secara signifikan kecil," tambahnya.

Per Rabu (29/4/2020), ada 3,12 juta orang yang telah terinfeksi virus corona dengan 217 ribu orang dilaporkan meninggal.

Baca Juga: Cukur Gundul, Melvin Platje: Ganteng Atau Tidak?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI