Tanda Pengenal 'Kebal Covid-19' untuk Pasien Sembuh Corona, Apa Fungsinya?

Rabu, 29 April 2020 | 10:00 WIB
Tanda Pengenal 'Kebal Covid-19' untuk Pasien Sembuh Corona, Apa Fungsinya?
Ilustrasi Pasien sembuh virus Corona Covid-19. (Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tanda Pengenal 'Kebal Covid-19' untuk Pasien Sembuh Corona, Apa Fungsinya?

Pandemi Covid-19 telah berdampak besar terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Keharusan melakukan karantina mandiri untuk menghentikan penularan virus corona, memaksa sejumlah bisnis terhenti karena tak bisa melakukan pekerjaan dari rumah.

Semakin cepat orang dapat berkegiatan normal di luar rumah, tentu dapat memulai pemulihan ekonomi. Namun untuk melakukan itu, setiap orang yang beraktivitas di luar perlu dipastikan tidak lagi berisiko menularkan virus corona.

Sementara itu WHO mengatakan bahwa belum ada bukti orang yang sembuh dari Covid-19 tidak akan mendapatkan infeksi kedua. Meski secara teori imunologi bahwa orang yang berhasil pulih dari virus, tubuhnya bisa meningkatkan beberapa jumlah imunitas.

Baca Juga: Update Covid-19: 8.882 Orang Positif Corona, 1.107 Pasien Sembuh

Mengutip dari CNN, dokter spesialis kesehatan masyarakat dari Atlanta, Amerika Serikat, Saju Mathew mengatakan perlu ada tes antibodi untuk menentukan siapa saja yang kebal terhadap virus corona dan melakukan penelitian berapa lama kekebalan itu bisa bertahan.

Setelah itu, orang-orang tersebut diberi tanda pengenal 'kebal Covid-19' agar mereka dapat melanjutkan hidup seperti biasa.

Kota New York di tengah pandemi covid-19. (VOA Indonesia)
Kota New York di tengah pandemi covid-19. (VOA Indonesia)

"Di China, misalnya, kode QR telah digunakan untuk melonggarkan pembatasan di Wuhan, tempat pandemi itu berasal. Orang-orang yang dinilai sehat telah diberi kode QR hijau, yang menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan perjalanan di dalam provinsi," tutur Mathew.

Sementara kode QR kuning diberikan kepada seseorang yang mungkin telah melakukan kontak dengan orang terinfeksi virus. Dan kider QR merah adalah untuk mereka yang telah didiagnosis atau diduga memiliki virus.

Mathew meyakini bahwa menjaga jarak fisik akan efektif dalam mengurangi penularan virus. Namun, hal itu harus dilakukan secara global agar berdampak hasil terbaik.

Baca Juga: WHO: Tak Ada Bukti Pasien Sembuh Jadi Kebal Virus Corona

Beberapa negara, menurut Mathew telah mengambil pendekatan yang lebih agresif. India misalnya, dengan populasi lebih dari 1,3 miliar, telah melakukan lockdown yang akan berlangsung hingga 3 Mei. Meskipun beberapa karyawan telah diizinkan untuk kembali bekerja dengan pedoman kebersihan yang ketat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI