Kenapa Ada Orang Percaya Teori Konspirasi? Berikut Penjelasan Psikologisnya

Rabu, 29 April 2020 | 03:20 WIB
Kenapa Ada Orang Percaya Teori Konspirasi? Berikut Penjelasan Psikologisnya
Unggahan Jerinx SID [Instagram/jrxsid]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Orang yang Percaya Teori Konspirasi Cenderung Terasing dan Teralienasi secara Sosial

Pada penelitian Molding (2016) juga menggali karakteristik orang-orang yang percaya pada teori konspirasi dalam dua studi.

Telah dicatat bahwa individu yang mendukung teori konspirasi cenderung lebih tinggi dalam ketidakberdayaan, isolasi sosial, dan anomia yang secara luas didefinisikan sebagai pelepasan subjektif dari norma-norma sosial.

Keterputusan seperti itu dari tatanan sosial normatif dapat menghasilkan pemikiran konspiratif yang lebih besar karena sejumlah alasan terkait. Pertama, individu yang merasa teraleniasi akibatnya dapat menolak penjelasan peristiwa konvensional, karena mereka menolak legitimasi sumber penjelasan ini.

Baca Juga: Tak Diizinkan Berobat, Pejuang Agraria Hermanus Meninggal di Sel Tahanan

Karena orang-orang ini merasa terasing dari rekan-rekannya, mereka beralih ke kelompok konspirasi untuk rasa merasa memiliki komunitas. Mereka menjadikan teori konspirasi sebagai subkultur yang berpotensi membuat mereka merasa diakui.

Orang yang merasa tidak berdaya juga dapat mendukung teori konspirasi karena teori ini bisa membantu individu menghindari kesalahan atas kesulitan mereka. Dalam pengertian ini, teori konspirasi memberikan rasa keamanan dan kontrol atas dunia yang tidak terduga dan berbahaya.

Orang-orang yang tidak merasa menjadi bagian dari satu kelompok lebih cenderung percaya pada teori konspirasi.

Novel Coronavirus (nCoV) alias virus corona yang sedang mewabah di China. (Shutterstock)
Novel Coronavirus (nCoV). (Shutterstock)

Teori Konspirasi Didorong oleh Orang, Bukan Fakta

Anda tidak dapat benar-benar berdebat dengan orang-orang yang percaya pada teori konspirasi karena kepercayaan mereka tidak rasional.

Baca Juga: Kakek 87 Tahun Ditemukan Meninggal di Sawah, Dievakuasi Petugas Ber-APD

Kepercayaan mereka sering kali berdasarkan pada ketakutan atau paranoia ketika dihadapkan dengan bukti faktual. Hal itu dikarenakan teori konspirasi didorong oleh orang-orang yang percaya dan menyebarkannya bukan pada dukungan faktual atau alasan logis dari teori itu sendiri.

Teori konspirasi tidak akan hilang, selama ada orang yang mempercayainya. Internet dan situs media sosial membuat teori seperti itu lebih mudah untuk disebarkan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI