Suara.com - Virus corona Covid-19 adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Pada pasien virus corona Covid-19 dalam kondisi parah, mereka membutuhkan ventilator untuk membantu pernapasannya.
Penggunaan ventilator pada pasien virus corona Covid-19 ini sempat disebut hanya memperlambat perawatan dan meningkatkan risiko kematiannya.
Tetapi, sebuah studi dari Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif telah mengklaim bahwa pasien virus corona Covid-19 yang memakai ventilator memiliki peluang 34 persen untuk bertahan hidup.
Klaim tentang peluang pasien virus corona Covid-19 bertahan hidup menggunakan ventilator ini berdasarkan pemantauan sebanyak 6.720 pasien dalam kondisi kritis.
Baca Juga: Minum Aspirin Turunkan Risiko Kanker, Tapi Ada Efek Jangka Panjangnya
Di antara pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan tingkat lanjut, yang dikenal sebagai ventilasi invasif, ditemukan hanya dua pertiga pasien virus corona Covid-19 yang meninggal dunia.
Data menunjukkan bahwa 65,4 persen dari orang yang meninggal itu terjadi setelah mereka mendapatkan bantuan perawatan ventilator dalam perawatan klinis. Sementara, sebanyak 34,6 persen meninggal karena perawatan tanpa ventilator.
Pusat Penelitian dan Audit Nasional Perawatan Intensif (ICNARC) dilansir oleh Daily Star, membandingkan data ini dengan pasien yang membutuhkan ventilasi non-invasif, seperti masker oksigen.
Data di antara pasien yang menjalani pengobatan non-invasif, sebanyak 81,9 persen pasien berhasil pulih dan 18,1 persen sisannya meninggal dunia.
Penelitian ini memberikan bukti bahwa ventilator tidak memberikan perawatan medis yang potensial dan menyelamatkan jiwa.
Baca Juga: Pasien Kanker Otak yang Meninggal di Cirebon Ternyata Positif Corona
Beberapa dokter pun menyuarakan kekhawatirannya bahwa perawatan medis menggunakan ventilator hanya akan membahayakan pasien. Dokter juga mengklaim penggunaan ventilator bisa meningkatkan peradangan paru-paru.