Ironis, Wanita Pemimpin Demo Anti-Lockdown Justru Terinfeksi Virus Corona

Selasa, 28 April 2020 | 14:47 WIB
Ironis, Wanita Pemimpin Demo Anti-Lockdown Justru Terinfeksi Virus Corona
Kepolisian Kota Berlin, Jerman, mengamankan seorang demonstran yang memprotes kebijakan lockdown, Sabtu (25/4/2020). [AFP/Tobias Schwarz]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemimpin gerakan protes anti-lockdown di North Carolina, AS, Audrey Whitlock, yang menganggap perintah karantina dari pemerintah telah melanggar hak-hak sipilnya, mengatakan dirinya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.

Adiministrator akun Facebook ReOpen NC (nama gerakan protes mereka) ini pun mengunggah kabar mengenai kondisinya pada halaman grup Facebook-nya itu pada Minggu (26/4/2020).

Whitlock mengatakan dirinya termasuk dalam golongan pasien asimptomatik atau tanpa gejala dan mengaku sudah menjalani karantina selama dua minggu, yang berakhir pada Selasa (28/4/2020) ini.

"Aku tetap berada di ruang isolasi/karantina sendiri di rumah sesuai arahan departemen kesehatan daerahku. Aku belum menghadiri acara untuk ReOpen NC," tulisnya.

Baca Juga: Apes! Antre Cukur Rambut di Tengah Lockdown, 13 Orang Ditangkap Polisi

Dilansir Vice, Whitlock bersama dengan dua ibu lainnya, membuat grup Facebook ReOPen NC secara pribadi pada 7 April. Sejak itu, mereka telah membantu memimpin demonstrasi, baik di Raleigh pada 14 April da 21 April.

Audrey Whitlock (Facebook/Audrey Whitlock)
Audrey Whitlock (Facebook/Audrey Whitlock)

Ada sekitar 100 orang ikut dalam aksi demonstrasi pertama, dan lebih dari 300 orang ikut dalam aksi kedua. Sebagian besar adalah mereka yang frustasi dan ingin kembali bekerja.

Sejak 27 Maret, pemerintah setempat mengimbau masyarakat di Carolina Utara untuk tinggal di rumah. Seharusnya pemberlakuan ini berakhir pada 29 April, namun minggu lalu Gubernur Roy Cooper memperpanjangnya hingga 8 Mei mendatang.

Dalam unggahan Facebook-nya, Whitlock mengaku anggota keluarganya menunjukkan gejala seperti flu pada akhir Februari, tetapi mereka tidak melakukan tes Covid-19.

Sedangkan ia sendiri mengaku mendapat tes antibodi pada awal April untuk melihat apakah ia pernah terpapar virus. Hasil tes menunjukkan negatif untuk antibodi, namun positif untuk Covid-19.

Baca Juga: Aturan Lockdown Diperlonggar, Warga Antri McD Sampai Empat Jam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI