Beredar Kabar Ilmuwan Meninggal Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Benarkah?

Selasa, 28 April 2020 | 12:23 WIB
Beredar Kabar Ilmuwan Meninggal Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Benarkah?
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kehadiran vaksin Covid-19 menjadi berita baik yang sangat dinantikan oleh masyarakat dunia, dengan harapan manusia bisa bebas dari serangan virus corona dan bisa kembali hidup normal untuk bersosialisasi.

Namun, di tengah harapan tersebut, beredar kabar seorang ilmuwan meninggal dunia setelah dirinya dijadikan bahan uji coba vaksin Covid-19. Seperti diwartakan laman Medical Daily, Selasa (28/4/2020), ilmuwan yang dimaksud adalah Dr. Elisa Granato, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Oxford. Padahal kenyataannya, perempuan berusia 32 tahun itu dalam keadaan baik dan sehat.

Elisa sebelumnya dikabarkan meninggal karena komplikasi setelah disuntik vaksin Covid-19. Membantah kabar itu, Elisa lantas keluar dan menunjukkan kepada publik bahwa ia sehat. Elisa menerima vaksin di hari ulang tahunnya yang ke-32 pada 23 April lalu.

"Tidak ada yang benar artikel palsu itu tentang kematianku, aku baik-baik saja," tulis Elisa dalam akun twitternya.

Baca Juga: Kapasitas Global, Pengembangan Vaksin Covid-19 dari India Paling Dinanti

Tidak ingin ambil pusing tentang kabar yang menyebutkan dirinya meninggal, Elisa lebih pilih mengungkap alasan mengapa ia memutuskan menerima vaksin dalam sebuah wawancara melalui Skype.

"Saya seorang ilmuwan, jadi saya ingin mencoba mendukung proses ilmiah di mana pun saya bisa. Karena saya tidak mempelajari virus, saya merasa sedikit tidak berguna akhir-akhir ini. Jadi saya merasa ini adalah cara yang sangat mudah bagi saya untuk mendukung pengembangan vaksin ini," kata dia.

Kabar yang beredar sebelumnya, Elisa dikabarkan meninggal karena komplikasi beberapa jam usai disuntik vaksin Covid-19. Tidak hanya Elisa yang membantah, juru bicara Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial Inggis di media sosial juga membantah kabar tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI