Pesan Terakhir Sebelum dr Mikhael Robert Wafat: Saya Bangga Jadi Dokter

Selasa, 28 April 2020 | 07:05 WIB
Pesan Terakhir Sebelum dr Mikhael Robert Wafat: Saya Bangga Jadi Dokter
dr Mikhael Robert Meninggal. (dok: Twitter/@PDIDI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pesan Terakhir Sebelum dr Mikhael Robert Wafat: Saya Bangga Jadi Dokter

Di tengah pandemi virus corona atau Covid-19, Indonesia kembali kehilangan salah satu tenaga medisnya, yaitu dr Mikhael Robert Marampe.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) membenarkan bahwa salah satu anggotanya dari IDI cabang Bekasi, dr. Mikhael Robert Marampe, anggota IDI cabang Bekasi meninggal pada Sabtu (25/4/2020).

Sebelum meninggal, dokter yang masih berusia 28 tahun itu pernah menjalani pemeriksaan cepat (rapid test) dan hasilnya positif Covid-19.

Baca Juga: Hari Nasi Goreng Nasional, Ibu Kini Bisa Bikin Nasi Goreng Tanpa Repot

Meski demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan pasti ia positif Covid-19 dari pemeriksaan antigen PCR. Seperti diketahui, metode PCR selama ini jadi cara mendiagnosis secara pasti seseorang terinfeksi atau tidaknya oleh Covid-19.

dr Mikhael Robert Meninggal. (dok: Twitter/@PDIDI)
dr Mikhael Robert Meninggal. (dok: Instagram/@mikemarampe)

"Kita belum dengar ada swab positif, dia (dr. Mikhael) cukup lama dirawat di RS Persahabatan, jadi karena sudah hasil rapid test, seharusnya sudah diswab juga, cuma hasilnya kan rumah sakit yang tahu," jelas Humas PB IDI dr. Halik Malik saat dihubungi Suara.com, Senin (27/4/2020).

Terlepas dari itu, dr. Mikhael sempat mengunggah pesan mengharukan saat sedang terbaring di rumah sakit di RSUP Persahabatan. Ia sempat menyemangati rekan sejawatnya, melalui unggahan video di akun Instagramnya 8 hari sebelum wafat, yakni pada 17 April 2020.

"Hari ini adalah hari kedelapan saya dirawat dan saya menjadi salah satu korban Covid-19," ujar dr. Mikhael di akun instagram @mikemarampe dengan mata sedikit 'celong' dan muka pucat.

Dokter yang berpraktik di salah satu rumah sakit di kabupaten Bekasi itu juga sempat menyebut rasa syukur dan bangganya menjadi dokter, yang bisa menolong dan mengobati orang. Bahkan meskipun jatuh sakit ia sama sekali tidak menyesal dengan profesinya sebagai tenaga medis.

Baca Juga: Diisukan Meninggal Dunia, Ini 4 Santapan Mewah yang Disukai Kim Jong Un

"Bagi saya menjadi dokter adalah suatu kebanggaan sendiri, tetap bisa melayani pasien, bisa membantu banyak orang dan tidak ada penyesalan sedikitpun," ungkap dr. Mikhael.

Selanjutnya di halaman berikutnya: Pulang Setelah Merasa Sehat ....

Dirawat Lagi di RS Polri Kramat Jati Setelah Sempat Merasa Sehat

Sebelum meninggal dunia, saat itu dr Mikhael sempat dirawat di RSUP Persahabatan. mengaku sehat dan lebih baik, hingga akhirnya dipulangkan dan dirawat di rumah.

Namun, penyakit itu kembali kambuh. Ia akhirnya harus menjalani pengobatan di RS Polri Kramat Jati hingga meninggal dunia.

"Saat ini saya dirawat dengan baik oleh rekan-rekan tim medis @rs_persahabatan yang luar biasa semangat tekun tanpa pandang lelah. Saya sudah berada di sini 8 hari dan Puji Tuhan Keluhan saya semakin membaik hanya tinggal batuk sedikit-sedikit," akunya saat itu.

Tidak lupa bagi tenaga medis alat pelindung diri (APD) adalah senjata dan tameng utama petugas medis untuk melawan virus mematikan tersebut.

Ia menyemangati dan mengingatkan betapa pentingnya APD lengkap dan terstandar untuk menjalankan tugas di semua rumah sakit dan klinik.

"Buat teman teman yang ada di garda terdepan tetap semangat dan wajib menggunakan APD yang sesuai standar. Semangat selalu dokter, perawat dan semua tim yang mengambil bagian dalam memerangi COVID-19," pesannya.

Ia juga menitipkan pesan untuk masyarakat umum berdiam diri di rumah, adalah cara terbaik melindungi petugas medis yang berada di garda terdepan.

"Buat teman teman lainnya bantu kami tim medis dengan tetap dirumah dan beraktifitas di rumah," tutup dr. Mikhael.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI