Kabar Duka IDI, dr Mikhael Robert Meninggal Usai Rapid Test Positif Corona

Senin, 27 April 2020 | 17:23 WIB
Kabar Duka IDI, dr Mikhael Robert Meninggal Usai Rapid Test Positif Corona
dr Mikhael Robert Meninggal usai Rapid Test Positif Corona. (dok: Twitter/@PDIDI)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kabar Duka IDI, dr Mikhael Robert Meninggal Usai Rapid Test Positif Corona

Kabar duka kembali menyelimuti tanah air. Satu orang dokter kembali berpulang di masa pandemi virus corona atau Covid-19.  Ia adalah dr Mikhael Robert Marampe, Dokter Umum anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bekasi, 

Sebelum meninggal ia dinyatakan positif Covid-19 dengan pemeriksaan cepat (rapid test).

"Yang beliau sampaikan langsung sudah dirapid test kemudian positif dan dirawat dalam pengawasan," ujar Humas PB IDI dr. Halik Malik saat dihubungi Suara.com, Senin (27/4/2020).

Baca Juga: Mantap! Indonesia Siap Produksi Reagen Tes Kit PCR Covid-19 Sendiri

Rapid test adalah skrining awal pemeriksaan Covid-19, dan bukan digunakan sebagai penegakkan diagnosis. Sementara itu IDI hingga kini belum mendapat kabar apakah dr. Mikhael sudah menjalani pemeriksaan swab melalui PCR.

dr Mikhael Robert Meninggal. (dok: Twitter/@PDIDI)
dr Mikhael Robert Meninggal. (dok: Twitter/@PDIDI)

Seperti diketahui, metode pemeriksaan swab tes memang disebut memang memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibanding dengan rapid tes. Sehingga konfirmasi melalui swab tes menjadi penting.

"Kita belum dengar ada swab positif, dia (dr. Mikhael) cukup lama dirawat di RS Persahabatan, jadi karena sudah hasil rapid test, seharusnya sudah diswab juga, cuma hasilnya kan rumah sakit yang tahu," jelas Halik.

Halik mengabarkan jika dr. Mikhael yang berpraktik di salah satu rumah sakit kabupaten Bekasi itu, telah dinyatakan meninggal pada Sabtu (25/4/2020) sekitar pukul 20.00 WIB. IDI sendiri telah menyampaikan rasa belasungkawanya.

Seperti diketahui dr, Mikhael masih terbilang masih relatif muda yakni 28 tahun. Ia meninggal di RS Polri Kramat Djati.

Baca Juga: Link Streaming Belajar di Rumah TVRI Malam Ini 27 April: Film Sokola Rimba

Sebelumnya ia juga sempat dirawat di RSUP Persahabatan, sebelum diperbolehkan pulang. Namun penyakitnya kembali kambuh dan dirawat di RS Polri Kramat Jati.

Selama berpraktik di RS, Halik juga menyebut dr. Mikhael selalu menangani pasien di IGD dan klinik tempatnya berpraktik. Meski bukan di RS rujukan, tetap saja dokter yang menangani pasien harus diberikan APD lengkap, karena bisa jadi si pasien maupun dokter tidak tahu ia membawa virus, bisa tertular dan menularkan orang lain.

"Iya (dr. Mikhael) pakai APD makanya kita dorong juga distribusi APD ini sampai ke RS daerah, ke puskesmas, dan jejaringnya termasuk RS dan klinik," tutup Halik.

Sebelumnya lewat media sosial dr. Mikhael juga sempat menyemangati para dokter untuk terus berjuang, dan tidak lupa untuk memakai APD lengkap dan terstandar, untuk melindungi diri dan orang lain dari penularan. Semangat itu ia utarakan lewat unggahan akun instagramnya @mikemarampe.

"Buat teman teman yang ada di garda terdepan tetap semangat dan wajib menggunakan APD yang sesuai standart. Semangat selalu dokter, perawat, dan semua tim yang mengambil bagian dalam memerangi Covid-19. Buat teman lainnya bantuk kami tim medis dengan tetap di rumah dan beraktifitas di rumah," kata dr, Mikhael melalui postingan videonya 17 April 2020.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI