Permintaan Obat Antidepresan dan Anti-Kecemasan Meningkat Selama Pandemi

Senin, 27 April 2020 | 08:15 WIB
Permintaan Obat Antidepresan dan Anti-Kecemasan Meningkat Selama Pandemi
Ilustrasi obat-obatan [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Stres tentang kesehatan, keuangan, dan ketidakpastian tentang kondisi setelah pandemi Covid-19 membawa pada dampak serius pada kesehatan mental orang-orang di seluruh dunia.

Misalnya di India, ada lonjakan besar pada pasien dengan penyakit mental sejak wabah virus corona mulai merebak. Dalam survei yang dilakukan oleh Indian Psychiatry Society, ada peningkatan 20% pada pasien dengan penyakit mental.

Dilansir The Health Site, survei mencatat setidaknya satu dari setiap lima orang di India menderita penyakit mental.

Di AS, juga banyak orang mulai beralih ke obat resep antridepresan dan obat anti-kecemasan.

Baca Juga: Tak Hanya Fisik, Puasa Juga Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

Sebuah laporan yang dirilis bulan ini leh Express Scripts, program manajemen manfaat farmasi, menemukan resep per minggu untuk obat antidepresan, anti-kecemasan, dan anti-insomnia meningkat sebesar 21% antara Februari dan pertengahan Maret, puncaknya ketika WHO mengumumkan wabah virus corona menjadi pandemi global.

ilustrasi obat-obatan terlarang. (Shutterstock)
ilustrasi obat-obatan (Shutterstock)

Menurut laporan itu, resep obat anti-kecemasan naik 34,1% selama periode ini dan 18% pada pertengahan Maret. Sementara resep antidepresan meningkat sebesar 18,6%, penggunaan obat anti-insomnia naik 14,8%.

Para ahli juga khawatir bahwa gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat menjadi dampak dari krisis ini. PTSD dilaporkan sebagai gangguan kejiwaan yang paling umum muncul setelah wabah SARS.

Dalam beberapa penelitian, prevalensi gejala stres pascatrauma akut (PTSS) di antara penderita Covid-19 diamati. Para peneliti telah memperingatkan bahwa PTSS dapat memengaruhi persentase yang lebih besar dari populasi di negara-negara tanpa paparan epidemi serius sebelumnya.

Ilustrasi obat keras [shutterstock]
Ilustrasi obat [shutterstock]

Di sisi lain, pembatasan jarak fisik dan isolasi sosial sangat penting untuk memutus talu penyebaran Covid-29, tetapi berdampak serius pada kesehatan mental.

Baca Juga: Pandemi Covid-19: Cara Mengelola Kesehatan Mental Ibu yang Baru Melahirkan

Untuk itu, mengelola stres selama pandemi adalah hal yang bagus untuk mencegah penyakit kesehatan mental.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI