Ahli Sebut Ruam Kulit Jadi Gejala dan Tanda Infeksi Covid-19

Minggu, 26 April 2020 | 13:54 WIB
Ahli Sebut Ruam Kulit Jadi Gejala dan Tanda Infeksi Covid-19
Tubuh gatal dan dipenuhi ruam merupakan gejala urtikaria idiopatik kronis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ruam merah pada kulit yang muncul tiba-tiba bisa menjadi salah satu gejala sakit Covid-19, begitu ahli memperingatkan.

Lewat data dari Italia menunjukan bahwa satu dari lima orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 mengalami perubahan pada kulit.

Dalam beberapa kasus, ruam berpotensi menjadi tanda infeksi pertama atau satu-satunya. Menurut Program Layanan Kesehatan Masyarakat di Inggris atau NHS, gejala utama virus corona adalah batuk terus-menerus dan suhu tubuh yang tinggi. 

Namun diperkirakan bahwa delapan dari sepuluh orang yang terinfeksi hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak menunjukkan gejala penyakit sama sekali. Seiring meningkatnya kasus, beberapa gejala tambahan telah dikaitkan dengan virus corona jenis baru tersebut.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan 3 Menterinya Dapat Rapor Merah soal Penanganan Covid-19

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan diare, sakit tenggorokan, dan sakit nyeri dapat mengindikasikan infeksi virus corona. Di Inggris, dokter spesialis THT telah memperingatkan jika mengalami masalah pada indera penciuman, dikenal sebagai anosmia, bisa menjadi salah satu gejala lainnya.

Tapi ternyatam seiring waktu makin banyak laporan pasien yang terinfeksi Covid-19 dan mengalami ruam pada kulit. Para ahli tertarik untuk memastikan apakah virus corona adalah penyebabnya.

"Saya telah melihat beberapa pasien yang biasanya tidak menderita eksim atau alergi yang tiba-tiba, ruam aneh," kata Dr Veronique Bataille, seorang dokter kulit konsultan NHS mengutip dari Dailymail.

Menurut Bataille, dalam dua atau tiga hari pascamuncul ruam, pasien biasanya baru akan mengalami gejala khas Covid-19. 

"Untuk beberapa pasien, kami percaya ruam mungkin satu-satunya gejala yang mereka dapatkan. Masyarakat harus mewaspadai hal ini dan kemungkinan gejala lain pada anggota keluarga mereka," tambahnya.

Baca Juga: Juara Liga dengan 3 Klub Berbeda di Indonesia, Dutra: Sebuah Kebanggaan!

Sebuah studi terhadap 88 pasien yang terinfeksi di Rumah Sakit Lecco di Lombardy, salah satu daerah paling parah di Italia, menemukan 20 persen diantaranya mengalami perubahan pada kulit mereka. 

Dokter juga melaporkan adanya chilblains - bercak merah di jari kaki yang biasanya disebabkan oleh suhu dingin pada beberapa pasien virus corona Covid-19.

''Kulit adalah organ terbesar di tubuh - dan itu terlihat. Jadi, jika Anda sangat tidak sehat, dan paru-paru Anda sakit, tidak mengherankan jika kulit bereaksi dalam beberapa cara dalam sekitar seperlima dari kasus," kata Profesor Hywel Williams, co-direktur pusat dermatologi berbasis bukti di Universitas Nottingham. 

Para ilmuan berpendapat bahwa sangat umum terjadi pada setiap infeksi virus, termasuk yang menyebabkan Covid-19, terjadinya ruam kulit. Tetapi, secara tidak biasa, ruam yang terdeteksi pada pasien Covid-19 tampaknya sangat bervariasi.

Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa ruam ini terjadi. Tetapi diperkirakan itu bisa menjadi efek samping dari sistem kekebalan tubuh yang mencoba mengendalikan infeksi.

Dalia Dawoud, warga London Utara, pertama kali melihat ruam merah di tubuhnya lima hari setelah suaminya mulai menunjukkan gejala Covid-19. Ruam menyerupai cacar air tetapi dengan jerawat yang lebih kecil dan tidak terlalu gatal.

Suaminya, seorang konsultan A&E di NHS, telah dites positif terkena virus corona. Kedua putrinya yang berusia 11 dan 17 tahun juga menunjukkan gejala.

Tetapi ruam, yang tidak disebutkan dalam pedoman NHS terkait Covid-19, tidak terduga. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kondisi kulit pasti terkait dengan Covid-19. 

American Academy of Dermatology, yang mewakili ribuan dokter kulit, sudah mengumpulkan data dari dokter di seluruh dunia. 

Jika terbukti, mungkin hal tersebut akan menjadi perkembangan penting dalam mengendalikan penyakit, karena para ahli percaya ruam dapat membantu mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi dan harus dites.

"Demam mungkin belum tentu terjadi pada beberapa pasien. Tapi mungkin memiliki ruam, atau gejala gastrointestinal sebelumnya," kata Dr Jeremy Rossman, dosen senior kehormatan dalam virologi di University of Kent.

Tetapi Dr Bataille menekankan bahwa ruam tidak selalu perlu diperhatikan, terutama jika pasien bereaksi dengan cara yang sama. Setiap ruam yang muncul pada orang dewasa atau pun anak-anak harus segera didiskusikan dengan dokter umum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI