Ahli Sebut Ruam Kulit Jadi Gejala dan Tanda Infeksi Covid-19

Minggu, 26 April 2020 | 13:54 WIB
Ahli Sebut Ruam Kulit Jadi Gejala dan Tanda Infeksi Covid-19
Tubuh gatal dan dipenuhi ruam merupakan gejala urtikaria idiopatik kronis. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dokter juga melaporkan adanya chilblains - bercak merah di jari kaki yang biasanya disebabkan oleh suhu dingin pada beberapa pasien virus corona Covid-19.

''Kulit adalah organ terbesar di tubuh - dan itu terlihat. Jadi, jika Anda sangat tidak sehat, dan paru-paru Anda sakit, tidak mengherankan jika kulit bereaksi dalam beberapa cara dalam sekitar seperlima dari kasus," kata Profesor Hywel Williams, co-direktur pusat dermatologi berbasis bukti di Universitas Nottingham. 

Para ilmuan berpendapat bahwa sangat umum terjadi pada setiap infeksi virus, termasuk yang menyebabkan Covid-19, terjadinya ruam kulit. Tetapi, secara tidak biasa, ruam yang terdeteksi pada pasien Covid-19 tampaknya sangat bervariasi.

Para ilmuwan belum sepenuhnya memahami mengapa ruam ini terjadi. Tetapi diperkirakan itu bisa menjadi efek samping dari sistem kekebalan tubuh yang mencoba mengendalikan infeksi.

Baca Juga: Presiden Jokowi dan 3 Menterinya Dapat Rapor Merah soal Penanganan Covid-19

Dalia Dawoud, warga London Utara, pertama kali melihat ruam merah di tubuhnya lima hari setelah suaminya mulai menunjukkan gejala Covid-19. Ruam menyerupai cacar air tetapi dengan jerawat yang lebih kecil dan tidak terlalu gatal.

Suaminya, seorang konsultan A&E di NHS, telah dites positif terkena virus corona. Kedua putrinya yang berusia 11 dan 17 tahun juga menunjukkan gejala.

Tetapi ruam, yang tidak disebutkan dalam pedoman NHS terkait Covid-19, tidak terduga. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk menentukan apakah kondisi kulit pasti terkait dengan Covid-19. 

American Academy of Dermatology, yang mewakili ribuan dokter kulit, sudah mengumpulkan data dari dokter di seluruh dunia. 

Jika terbukti, mungkin hal tersebut akan menjadi perkembangan penting dalam mengendalikan penyakit, karena para ahli percaya ruam dapat membantu mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi dan harus dites.

Baca Juga: Juara Liga dengan 3 Klub Berbeda di Indonesia, Dutra: Sebuah Kebanggaan!

"Demam mungkin belum tentu terjadi pada beberapa pasien. Tapi mungkin memiliki ruam, atau gejala gastrointestinal sebelumnya," kata Dr Jeremy Rossman, dosen senior kehormatan dalam virologi di University of Kent.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI