Suara.com - Pernah menonton film India yang berjudul Taare Zameen Par? Ini adalah salah satu film terkenal yang mempertontonkan tentang fenomena penyakit disleksia, dimana seorang anak kesulitan belajar.
Anak-anak dengan disleksia menjadi frustrasi dan tidak dapat mengikuti proses belajar di sekolah karena masalah mereka dalam membaca, mengeja, atau menulis. Karena ini juga, sekolah sering menjadi mimpi buruk bagi mereka.
Mirisnya, anak-anak ini tidak bisa berkomunikasi kepada orang dewasa apa yang dialaminya. Alhasil, anak ini depresi dan tidak percaya diri, bahkan sering jadi korban bullying. Jadi penting banget buat kita tahu apa saja tanda-tanda anak mengalami disleksia.
Dyslexia Association of Singapore (DAS) mengungkap tanda-tanda anak mengalami disleksia, seperti sebagai berikut:
Baca Juga: Kak Seto: Banyak Anak-anak Mengalami Stres dan Tertekan Belajar dari Rumah
1. Kesulitan membedakan huruf yang mirip seperti b dan d atau p dan q.
2. Kesulitan mengurutkan huruf menjadi rangkaian kata, menafsirkan "pesawat" sebagai "sepawat" atau "buku" sebagai "kubu".
3. Pengurangan huruf dalam kata-kata, seperti membaca "terbang" sebagai "terang".
4. Beberapa tanda lain termasuk tulisan tangan yang berantakan dan pengurangan huruf atau kalimat ketika membaca naskah.
"Meski begitu, disleksia tidak memengaruhi tingkat kecerdasan seseorang. Seperti anak-anak lain, anak-anak dengan disleksia memiliki kekuatan dan kelemahan yang unik, mereka mungkin mengalami kesulitan dalam pengembangan tata bahasa tetapi sangat berbakat di bidang lainnya," ujar keterangan DAS yang diterima suara.com, Sabtu (25/4/2020).
Baca Juga: Indra Bekti Cerita Duka Sang Istri Kehilangan Anak Ketiga
Kemampuan dan kesulitan anak disleksia juga tidak bisa disamaratakan. Beberapa anak bisa memiliki kesulitan untuk menulis dan membaca kata-kata sederhana. Namun di saat yang sama ia sangat pandai dalam musik, olahraga, atau seni.
Di sinilah anak disleksia membutuhkan bimbingan peran serta orangtua untuk membantunya mengurangi hambatan. Jangan sampai perbedaan dengam anak lainnya membuat mereka tertekan secara mental.