Pasien Corona Dapat Memperlihatkan Tanda-Tanda Serangan Jantung Klasik

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Sabtu, 25 April 2020 | 13:43 WIB
Pasien Corona Dapat Memperlihatkan Tanda-Tanda Serangan Jantung Klasik
Ilustrasi dada berdebar, serangan jantung. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pasien corona biasanya akan memperlihatkan tiga gejala umum, yakni demam, batuk kering persisten dan sesak napas. Namun penelitian baru menunjukkan bahwa pasien corona dapat memperlihatkan tanda-tanda serangan jantung.

Dilansir dari Medical Daily, sebuah studi baru pada 18 pasien Covid-19 dari 6 rumah sakit di New York melihat bacaan elektrokardiografi (EKG) untuk menganalisis kondisi hati mereka.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami metode pengobatan yang kompleks untuk orang dengan Covid-19 dan masalah jantung yang sudah ada sebelumnya.

Makalah yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada 17 April, mencatat fenomena yang tidak biasa mengenai bagaimana pasien mengalami serangan jantung. Ditemukan setengah dari pasien ini tidak menderita serangan jantung melalui penyumbatan arteri.

Baca Juga: Tak Peduli Ada Corona dan Ramadan, 3 Pasang Remaja Asyik Mesum di Hotel

Myocardial Infarction (STEMI) adalah suatu kondisi ketika salah satu arteri utama yang memasok oksigen tersumbat. Ini bukan penyebab serangan jantung pada 56 persen, atau sepuluh pasien itu.

Ilustrasi serangan jantung, dada sesak, nyeri dada. (Shutterstock)
Ilustrasi serangan jantung, dada sesak, nyeri dada. (Shutterstock)

"Cedera miokard non-koroner" adalah penyebab di balik serangan jantung dan itu bukan disebabkan oleh penyumbatan arteri konvensional.

Jika bukan penyumbatan arteri, apa yang menyebabkan cedera jantung ini?

"Cedera miokard pada pasien dengan Covid-19 dapat disebabkan oleh pecahnya plak, badai sitokin, cedera hipoksia, kejang koroner, mikrotrombi, atau cedera endotel atau vaskular langsung," ujar tim yang dipimpin oleh Dr. Sripal Bangalore, seorang profesor kedokteran di NYU Langone Health.

Dari semua pasien ini, secara keseluruhan 13 atau 72 persen dari mereka meninggal. Sembilan dari sepuluh pasien dengan cedera miokard non-koroner meninggal, sementara empat pasien dengan infark miokard tidak berhasil.

Baca Juga: Pasien Corona Covid-19 Bisa Alami Hipoksia Diam, Ini Bahayanya!

Obat-obatan yang menangani gumpalan darah mungkin tidak bekerja untuk setengah dari pasien ini, karenanya kompleksitas yang mendasari kasus-kasus ini perlu penyelidikan lebih lanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI