Punya Pasangan yang Optimis Baik untuk Kesehatan! Begini Alasannya

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Sabtu, 25 April 2020 | 09:42 WIB
Punya Pasangan yang Optimis Baik untuk Kesehatan! Begini Alasannya
Pasangan lansir di Asia [Shutterstock].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para peneliti mengatakan, menjalin hubungan percintaan dengan pasangan yang optimis dapat membuat seseorang menghindari penurunan kognitif seiring bertambahnya usia.

Penelitian sebelumnya telah menghubungkan optimisme pada individu dengan fungsi kognitif yang sehat, demikian dilansir dari Healthline.

Namun, tim peneliti untuk penelitian ini ingin melihat apakah memiliki pasangan dengan sikap optimis juga dapat membantu menjaga fungsi kognitif seseorang seiring bertambahnya usia.

Untuk penelitian mereka, tim menggunakan 4.457 pasangan heteroseksual dari Health and Retirement Study.

Orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah orang Amerika berusia 50 dan lebih tua. Itu dianggap sebagai kelompok besar, beragam yang mewakili populasi ini.

Pada awal penelitian, optimisme para peserta dinilai melalui kuesioner. Kognisi dinilai setiap 2 tahun selama periode tindak lanjut 8 tahun, dengan orang yang diuji hingga 5 kali.

Penilaian kognisi meliputi tes memori jangka pendek dan memori komputasi. Orang-orang juga diminta untuk menilai kualitas ingatan mereka dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Seks juga bermanfaat bagi lansia. (Shutterstock)
Seks juga bermanfaat bagi lansia. (Shutterstock)

Ketika tim menganalisis data, mereka menemukan bahwa orang yang lebih optimis melakukan kognitif yang lebih baik.

Menikah dengan seorang optimis juga terkait dengan fungsi kognitif yang lebih baik.

Baca Juga: Kadar Kolesterol Punya Dampak pada Fungsi Kognitif, Begini Penjelasannya

Penulis utama William J. Chopik , PhD, asisten profesor psikologi di Michigan State University, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor risiko yang diketahui untuk penurunan kognitif. Ini termasuk kecenderungan genetik, penanda biologis, dan faktor gaya hidup.

Faktor gaya hidup meliputi aktivitas fisik, diet sehat, berat badan sehat, dan lebih sering bergerak dari waktu ke waktu.

"Orang optimis cenderung memiliki perilaku yang lebih sehat, seperti makan lebih baik, lebih aktif, dan lebih cenderung terlibat dalam perawatan kesehatan preventif," kata Chopik.

Ilustrasi pasangan lansia. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan lansia. (Shutterstock)

Kemungkinan inilah mengapa optimisme dikaitkan dengan risiko lebih rendah untuk penurunan kognitif.

Studi ini memberikan bukti bahwa berada dalam hubungan romantis dengan seorang optimis juga dapat memberikan manfaat serupa.

Chopik dan timnya berhipotesis bahwa pasangan yang optimis dapat memberikan contoh perilaku sehat untuk pasangan mereka.

Chopik mengatakan bahwa pekerjaan timnya menunjukkan bahwa optimisme mungkin membantu dalam menangkal penurunan kognitif yang terkait dengan Alzheimer dan bentuk lain dari demensia.

Dengan demikian, terbukti bahwa optimisme sangat berpengaruh. Namun penelitian lanjutan masih perlu dilakukan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI