Apakah Ada Efek Jangka Panjang Pada Pasien Covid-19 yang Sudah Sembuh?

Jum'at, 24 April 2020 | 21:00 WIB
Apakah Ada Efek Jangka Panjang Pada Pasien Covid-19 yang Sudah Sembuh?
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah studi awalan di China menyebut bahwa sekitar 12 persen pasien Covid-19 yang sembuh dari kasus-kasus serius mengalami masalah jantung dan beberapa menunjukkan fungsi hati yang rusak, demikian dilaporkan Fox News.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya efek jangka panjang pada pasien Covid-19 yang sudah sembuh.

Namun Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiagaan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof. Dr. Zubairi Djoerban, mencatat bahwa hal ini bisa terjadi pada pasien yang telah memiliki riwayat penyakit serius sebelumnya atau yang tidak memiliki masalah namun dirawat terlalu lama di (intensive care unit) ICU.

Sekitar 95 persen yang terinfeksi Covid-19 memang berada dalam kondisi penyakit ringan, sebagian lagi yang 5 persen berada dalam kondisi serius, lanjutnya.

Baca Juga: Alhamdulillah! Pasien Covid-19 Anak Sembuh dengan Terapi Plasma Darah

Yang berada dalam kondisi serius ini harus dirawat di rumah sakit, kadang masuk ICU dan mengenakan ventilator. Secara umum pasien-pasien ini memang memiliki berbagai macam penyakit penyerta.

"Yang ringan sampai pulang nggak ada masalah. Namun untuk yang baru pulang dari ICU kemudian tertolong, ada masalah beberapa bulan setelahnya," kata Prof Zubairi melalui sambungan telepon pada Suara.com, Jumat (24/4/2020).

Misalnya yang paling ringan beberapa minggu setelah keluar dari rumah sakit masih mengalami sesak napas.

Atau yang sebelumnya memang sudah pernah sakit masalah liver atau ginjal, atau perokok berat.

Meski target utama Covid-19 adalah paru-paru, namun akibatnya adalah kurang oksigen yang kemudian menyerang organ tubuh yang lain juga. Lalu juga ada reaksi peradangan yang tidak hanya di paru, namun menyebabkan kerusakan di ginjal, liver, jantung, otak, dan organ tubuh lainnya.

Baca Juga: Bolehkah Tenaga Medis yang Merawat Pasien Covid-19 Tidak Puasa Ramadan?

Infeksi dari virus corona ini juga merusak paru-paru dan menyebabkan acute respiratory distress syndrome (ARDS), yang menyebabkan penumpukan cairan di paru.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI