Suara.com - Ahli telah mencatat salah satu gejala atipikal atau tidak biasa yang diderita oleh pasien Covid-19, terutama lansia, adalah delirium.
Gejala ini tercatat dalam makalah Neurologi JAMA yang terbit pada 10 April, yang melaporkan adanya manifestasi neurologis dari Covid-19 yang membuat perubahan status mental pada 30% pasien. Harvard Medical School mengatakan kemungkinan kasus tersebut adalah delirium dan itu di segala usia, tidak hanya orang dewasa yang lebih tua.
Delirium ini juga masuk dalam daftar gejala khas dan atipikal yang disusun oleh ahli geriatrik di Rumah Sakit Pusat Universitas Lausanne, Sylvain Nguyen, yang akan terbit di Revue Medicale Suisse.
Menurut Medlineplus, delirium adalah kebingungan parah secara tiba-tiba karena perubahan fungsi otak yang cepat terjadi pada penyakit fisik atau mental.
Baca Juga: Lansia Terinfeksi Covid-19 Dapat Mengalami Delirium, Apa Itu?
Secara umum, delirium terbagi dalam tiga jenis, masing-masing pun memiliki gejala berbeda. Medical News Today melaporkan tiga tipe delirium tersebut adalah:
- Delirium hipoaktif : penderita mungkin merasa lelah atau tertekan atau bergerak lebih lambat dari biasanya.
- Delirium hiperaktif: penderita mungkin merasa gelisah, agresif, dan terganggu.
- Delirium campur: penderita mengalami gejala yang bergantian antara keadaan hipoaktif dan hiperaktif.
Beberapa orang yang mengalami delirium tidak mengalami gejala fisik apa pun.
Meski terbagi dalam tiga jenis yang berbeda, secara garis besar gejala yang dapat tercakup dalam ketiganya adalah:
- Kebingungan atau disorientasi
- Hilang ingatan
- Bicara tidak jelas atau kesulitan berbicara dengan jelas
- Kesulitan berkonsentrasi
- Halusinasi
- Perubahan pola tidur
- Perubahan mood atau kepribadian
Baca Juga: Lansia Alami Gejala Covid-19 yang Tak Biasa, Ini Cara Menanganinya!
Harvard Medical School melaporkan, sebagai akibat dari delirium, orang menjadi lumpuh dan tidak terkondisi. Pada akhirnya, kondisi ini menyebabkan kaskade konsekuensi seperti pressure ulcer atau luka tekan, pasien jatuh (fall), infeksi saluran kemih, peningkatan risiko demensia.