Minum Aspirin Turunkan Risiko Kanker, Tapi Ada Efek Jangka Panjangnya

Kamis, 23 April 2020 | 18:55 WIB
Minum Aspirin Turunkan Risiko Kanker, Tapi Ada Efek Jangka Panjangnya
Ilustrasi aspirin (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Minum Aspirin Turunkan Risiko Kanker, Tapi Ada Efek Jangka Panjangnya

Sebuah studi baru menemukan bukti hubungan antara minum aspirin secara teratur dengan pengurangan risiko kanker usus besar dan kanker saluran pencernaan.

Para peneliti menyimpulkan bahwa aspiri telah dikaitkan dengan penurunan risiko kanker jenis ini sebanyak 22 hingga 39 persen.

Dalam beberapa tahun terakhir dilansir oleh Healthline, minum aspirin secara teratur juga bisa menurunkan risiko penyakit jantung. Tapi, manfaat ini mungkin tak sebanding dengan peningkatkan risiko perdarahan akibat minum aspirin.

Baca Juga: Psikiater: Kecemasan dan Ketakutan pada Virus Corona Covid-19 Bisa Menular

Sebuah studi tentang kanker usus besar, kanker lambung, kanker pankreas, kanker kepala, leher, kerongkongan hati dan empedu telah meninjau hubungannya dengan minum aspirin.

Para peneliti di Italia menemukan dosis aspirin antara 75 dan 100 miligran per hari mengurangi risiko kanker usus sebesar 10 persen. Dosis 325 mg per hari mengurangi risiko sebesar 35 persen.

Artinya, manfaat aspirin untuk pada kanker akan meningkat dengan dosis yang lebih tinggi. Studi ini juga mencatat bahwa manfaatnya akan meningkat bila semakin lama orang mengonsumsi aspirin.

Ilustrasi aspirin (shutterstock)
Ilustrasi aspirin (shutterstock)

Efek samping minum aspirin

Eric J. Jacobs , PhD, direktur ilmiah senior penelitian epidemiologi di American Cancer Society, mengatakan pihaknya belum mengembangkan pedoman sendiri untuk menyeimbangkan manfaat dan risiko minum aspirin. Tetapi, dia mengacu pada pedoman dari Satuan Tugas Layanan Pencegahan AS (USPSTF).

Baca Juga: Peneliti Khawatir Wabah Virus Corona Covid-19 Bisa Picu Epidemi Kanker!

Guna mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker usus besar, pedoma itu merekomendasikan aspiris dalam dosis rendah setiap harinya pada orang deasa usia 50 hingga 59 tahun. Terutama mereka yang setidaknya memiliki risiko 10 persen mengalami serangan jantung dana stroke dalam 10 tahun ke depan.

Sementara itu, penyedia layanan kesehatan bisa mengevaluasi riwayat medis orang sebelum menyarankannya minum aspirin.

Pedoman USPSTF menyatakan manfaat penurunan risiko kanker dari minum aspirin tidak akan muncul sampai seseorang telah mengonsumsinya selama 5 hingga 10 tahun.

Karena itu, orang yang berusia lebih dari 60 tahun cenderung tidak akan merasakan manfaatnya jika belum minum aspirin. Selain itu, risiko perdarahan gastrointestinal juga akan meningkat seiring bertambahnya usia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI