Selain genetik, peristiwa traumatik atau stres, juga dapat meningkatkan risiko seseorang mengembangkan gangguan kecemasan.
"Keyakinan utama yang mendasari setiap gangguan kecemasan adalah rasa lemah berlebihan di dunia, tentang diri sendiri atau orang yang disayangi. Pada dasarnya, ini tentang memahami apakah pengalaman membuat Anda mengembangkan keyakinan bahwa dunia adalah tempat yang berbahaya," ujar psikolog dan co-CEO dari My Online Teraphy, Elena Touroni.
Berbagai pengalaman masa kanak-kanak yang berbeda, baik di rumah, sekolah, atau tempat lain, adalah penjelasan mengapa beberapa anak mungkin mengalami gangguan kecemasan, sedangkan yang lainnya tidak.
"Penyakit mental sangat berbeda dengan penyakit fisik. Kami tidak selalu dapat menemukan hubungan nyata karena banyak variabel atau faktor," sambung Touroni.
Baca Juga: Kecemasan Chacha Frederica Jelang Lahiran di Tengah Pandemi Corona