Untuk mendukung jalannya social distancing, negara ini juga menerapkan peraturan kerja yang fleksibel dan penutupan sekolah. Perkumpulan di tempat umum dibatasi hanya untuk empat orang dan restoran diwajibkan menjaga jarak setidaknya 1,5 meter antar meja.
Walaupun juga menutup beberapa tempat, mereka tidak memberlakukan imbauan di rumah aja seperti yang terjadi di beberapa negara yang terinfeksi, seperti Indonesia salah satunya.
Namun dengan masyarakat yang menganggap serius ancaman ini, para pakar menyebut memang tidak perlu bagi warga Hong Kong untuk melakukannya.
Berdasarkan studi terbaru dari Lancet, 85 persen warga Hongkong yang merespon survei dilaporkan menghindari tempat ramai, dan 99 persen dilaporkan mengenakan masker saat meninggalkan rumah.
Baca Juga: Jokowi Nilai Lockdown Tidak Efektif, Vietnam Berikan Bukti Ini
Menurut Dr Peng Wu dari Hong Kong University's School of Public Health, Hong Kong juga siap siaga menghadapi wabah Covid-19 dibandingkan negara lain.
"Peningkatan tes dan kapasitas rumah sakit untuk mengatasi patogen pernapasan baru dan masyarakat yang paham akan kebutuhan meningkatkan kebersihan diri dan menjaga jarak menjadikan mereka berada dalam posisi yang baik," tuturnya.
Hal tersebut disetujui oleh Yau. Ia mengungkapkan bahwa kesuksesan Hong Kong dalam menghadapi wabah Covid-19 utamanya berasal dari warganya. Menurutnya, pengalaman SARS di tahun 2003 telah mengajarkan banyak hal pada warganya.
"Ini saatnya kami melakukan berbagai upaya. Saya tahu saya dan keluarga saya semuanya sudah memakan masker dari pertengahan Januari. Kami bergerak cepat," katanya.
Upaya social distancing yang awalnya akan berakhir di tanggal 23 April diperpanjang hingga 7 Mei. Situasi dianggap berada dalam kendali apabila tidak ada kasus lagi dalam 28 hari berikutnya.
Baca Juga: Tanpa Lockdown, Begini Kunci Keberhasilan Korea Selatan Hadapi Pandemi
Dipaparkan oleh profesor David Hui Shu-cheong, pakar penyakit pernapasan dari Chinese University, apabila hal tersebut terjadi, sekolah-sekolah dapat dibuka kembali dan para pekerja bisa kembali ke kantor.