Saran Ahli Gizi Saat Persiapkan Sahur dan Berbuka agar Puasa Makin Optimal

Kamis, 23 April 2020 | 09:55 WIB
Saran Ahli Gizi Saat Persiapkan Sahur dan Berbuka agar Puasa Makin Optimal
Ilustrasi (Foto: shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Saran Ahli Gizi Saat Persiapkan Sahur dan Berbuka agar Puasa Makin Optimal

Umat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh selama bulan Ramadan yang akan segera tiba. 

Ketika berpuasa, Muslim hanya akan makan saat sahur di pagi hari dan berbuka saat petang.

Pada dua waktu tersebut, nutrisi optimal harus terpenuhi dengan makanan bergizi seimbang agar tubuh tetap sehat dan tidak lemas.

Baca Juga: Buruh Perempuan di Hari Kartini: RUU Cipta Kerja Tidak Memenuhi Hak-hak

Ahli gizi dokter Tan Shot Yen mengatakan, sahur merupakan waktu yang tepat untuk tubuh 'mengisi bensin'. Tubuh diibaratkan seperti mesin kendaraan yang akan berjalan baik jika diisi dengan 'bensin' yang tepat.

"Sahur adalah bicara tentang "ngisi bensin" sebelum mesinnya jalan 12 jam lebih. Kalau bensinnya salah, mesinnya rusak bukan?" kata Tan kepada Suara.com, Senin (20/4/2020). 

Tan menyarankan, porsi makan bisa mengikuti arahan 'Isi Piringku' dari Kementerian Kesehatan yang dirilis sejak 2017 lalu. Komposisi makanan di piring harus mencakupi lauk pauk, buah-buahan, serta didominasi makanan pokok juga sayuran. 

Isi piringku (Dok. Istimewa)
Isi piringku (Dok. Istimewa)

Selain itu bisa juga diimbangi dengan minum air mineral minimal delapan gelas perhari, aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, dan rajin mencuci tangan.

Sementara waktu berbuka puasa jangan dijadikan ajang 'balas dendam' hingga kalap menyantap apa pun. Tan menyarankan, saat berbuka sebaiknya minum air mineral atau air kelapa muda serta buah. 

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Bakal Jalani Putusan Pembatalan Kenaikan Iuran BPJS

Sebaiknya hindari berlebihan buka puasa dengan makanan dan minuman yang mengandung banyak gula. 

"Bukan mendongkrak gula darah lekas-lekas. Sangat tidak bijak. Insulin akan ikut melejit dan itu alasan kenapa Ramadan belum usai, muncul penyakit baru. Minimal berat badan naik tak terkendali," jelasnya.

Selain itu, makanan manis akan membuat cepat kenyang. Sehingga makan pokok justru jadi terbengkalai, tambah Tan.

Ia menambahkan, jangan terlalu sering berbuka puasa dengan gorengan. Sebab yang dibutuhkan tubuh sebenarnya kandungan lemak baik bukan minyak berlebih yang terdapat pada gorengan. 

"Lemak sehat ada di telur, kacang-kacangan, ikan laut, alpukat tapi bukan di jus. Bahkan kelapa punya lemak sehat, kelapa muda tanpa sirop atau kelapa dibuat urap," tutupnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI