Tanpa Lockdown, Begini Kunci Keberhasilan Korea Selatan Hadapi Pandemi

Kamis, 23 April 2020 | 09:52 WIB
Tanpa Lockdown, Begini Kunci Keberhasilan Korea Selatan Hadapi Pandemi
Pengujian virus corona secara drive-thru di Korea Selatan (NowThis)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tiga bulan setelah melaporkan kasus pertama, Korea Selatan menunjukkan kepada dunia soal kemampuan mereka menangani pandemi corona.  Korea Selatan mengumumkan pada hari Minggu (19/4/2020) bahwa mereka telah mencapai titik terendah di mana tambahan hanya mencapai 8 kasus.

Melansir dari South China Morning Post (SCMP) Korea Selatan menghadapi 10.702 kasus dengan kesembuhan mencapai 8.411 dan 240 kematian.

Tidak seperti negara-negara lain, Korea Selatan tidak memberlakukan lockdown. Orang-orang bebas untuk berjalan-jalan dan bahkan makan di restoran, meskipun dengan beberapa pembatasan tempat duduk.

"Tidak seperti negara lain, intervensi cepat pemerintah, pelacakan dan isolasi personil yang terinfeksi, dan pusat informasi yang transparan memungkinkan negara kita untuk menekan virus sementara menahan diri dari menutup ekonomi," kata Kim Ki-hyun, direktur Divisi Manajemen Keselamatan di Pemerintah Seoul.

Baca Juga: CEK FAKTA: Bantuan dari Anies Baswedan Sampai ke Donald Trump?

Infrastruktur dan Kepercayaan

Beberapa pengamat juga menunjukkan infrastruktur canggih di Korea Selatan sebagai alasan keberhasilan.

Melansir dari SCMP, seperti yang ditulis oleh seorang analis, pengujian dan perawatan lanjutan Korea dibantu oleh bandara, sistem metro, dan sistem perawatan kesehatan kelas dunia. Negara telah berinvestasi dalam dirinya sendiri dan warganya menuai hasil.

Ilustrasi virus corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)
Ilustrasi virus corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

"Orang-orang makan di restoran tanpa khawatir," kata Yun Kyung-chon, seorang anggota komite kontrol infeksi di Pusat Pengendalian Penyakit Korea. "Mereka tidak cemas," tambahnya.

Chang Kyung-sup, seorang profesor sosiologi di Universitas Nasional Seoul, mengatakan bahwa situasi seperti itu dimungkinkan karena tingkat kepercayaan yang tinggi pada pemerintah.

Baca Juga: Peserta Uji Coba Vaksin Corona Akan Dibayar Rp 11,9 Juta, Berminat?

"Presiden Moon Jae-in memiliki reputasi yang cukup baik dalam menangani krisis dan itu membantu bahwa negara-negara lain memuji tanggapan Korea Selatan," katanya.

"Sejarah negara kita melibatkan bangkit dari invasi Kekaisaran Jepang, kediktatoran, dan ancaman dari Korea Utara," kata Chang.

Tes virus Corona Covid-19 secara drive through di Seoul, Korea Selatan. (Dok. VOA Indonesia)
Tes virus Corona Covid-19 secara drive through di Seoul, Korea Selatan. (Dok. VOA Indonesia)

Melansir dari The Guardian, Korea Selatan termasuk yang paling agresif dalam hal pengujian.Pejabat kesehatan Korea Selatan dengan cepat belajar dari Wuhan bahwa virus baru itu sangat menular dan dapat menyebar dengan cepat di daerah yang luas.

Negara memprioritaskan mengidentifikasi dan mengisolasi orang yang dites positif untuk penyakit ini. Mengembangkan kapasitas untuk menjalankan sekitar 15.000 tes diagnostik sehari. Korea telah melakukan lebih dari 300.000 tes lebih secara gratis, termasuk di bilik pengujian drive-thru.

Peran Warga

"Meskipun tingkat infeksi telah turun sebagian besar karena upaya pemerintah, Anda tidak dapat mengabaikan peran warga dalam kesuksesan ini," kata Chae Su-mi, kepala peneliti di Institut Korea untuk Urusan Kesehatan dan Sosial.

"Pemerintah memang terkejut dengan jenis baru virus corona yang memiliki tingkat kematian tinggi yang tak terduga, masyarakat berhasil menjadi sangat kooperatif selama titik paling penting dari pandemi ini," tambahnya.

"Saya pikir negara-negara Barat ini percaya virus itu sesuatu yang terbatas pada sisi lain dunia, membuat mereka agak percaya diri," kata Chae.

Pada bulan Maret, sebuah survei oleh Sekolah Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Seoul menemukan 78,5 persen responden akan mengorbankan hak privasi mereka untuk membantu mencegah epidemi nasional.

Corona Covid di Korea Selatan. (Shutterstock)
Corona Covid di Korea Selatan. (Shutterstock)

Itu kontras dengan sikap di Barat, di mana otoritas AS terkenal menolak untuk mengungkapkan nama-nama orang yang telah menghadiri pesta rumah yang dihadiri oleh super-spreader di Connecticut, mengutip peraturan privasi federal dan negara bagian.

"Warga Korea Selatan tidak perlu memiliki perintah wajib dari pemerintah seperti negara-negara Asia lainnya untuk menurunkan jumlah infeksi," kata Chae.

Sebagai akibatnya, orang-orang di Korea Selatan masih bebas menggunakan transportasi umum dan mengunjungi bisnis publik sejak awal pandemi. Mereka hanya bertindak berdasarkan rekomendasi dari pemerintah mereka untuk tinggal di dalam dan mempraktikkan jarak sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI