Suara.com - Kedatangan bulan Ramadan kali ini memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kita dituntut untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak melemah, dengan tujuan agar virus tidak akan mudah menginfeksi tubuh.
Tapi, bagaimana menjaga daya tahan tubuh di saat kita juga harus menjalani ibadah puasa?
Akademisi sekaligus praktisi gizi Dr. Tirta Prawita Sari, M.Sc., Sp.GK mengatakan cara terbaiknya adalah dengan memastikan makanan yang kita konsumsi tidak menaikkan kadar gula darah dalam tubuh.
"Kalau kita ingin mendapatkan manfaat puasa yang baik, haruslah yang tidak menaikkan gula darah yang sangat banyak, dan kemudian makanan yang kita konsumsi adalah makanan yang tidak membuat terjadinya inflamasi," ujar Dr. Tirta dalam diskusi online, Rabu (22/4/2020).
Baca Juga: Waspada, 6 Kebiasaan Makan yang Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh
Inflamasi adalah peradangan yang dibuat tubuh untuk melindungi dari infeksi virus, bakteri, dan jamur. Dr. Tirta menyebut gula dan gorengan sebagai makanan yang bisa menyebabkan inflamasi. Apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan.
"Paling kuat (penyebab inflamasi) adalah gula dan makanan yang digoreng. Buka puasa adalah biasa gorengan dan minuman manis, nah, ini sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah berlebihan," papar Dr. Tirta.
Ia mengatakan sebagaimana pernah dicontohkan Nabi Muhammad yang berbuka puasa mengonsumsi buah kurma sebanyak tiga buah, dan jumlah itu tidak menaikkan kadar gula dalam darah.
"Pilihan yang paling baik dengan menggunakan kurma. Rasul tidak mencontohkan buka puasa dengan teh manis. Karena bisa men-trigger (menyebabkan) adanya inflamasi," katanya.
Kalaupun jika ingin tetap mengonsumsi makanan manis, maka ada baiknya mencari sumber gula yang juga mengandung serat, seperti buah-buahan.
Baca Juga: Lakukan 5 Hal untuk Tingkatkan Daya Tahan Tubuh
Jadi, di tengah pandemi seperti ini, ada baiknya tidak mengonsumsi makanan yang men-trigger inflamasi. Itu sebabnya, disarankan menjaugi makanan bergula tinggi, termasuk juga teh manis dan minuman manis lainnya.