Bikin Kesepakatan Bersama, Cara Agar Anak Tidak Gunakan Internet Berlebihan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 22 April 2020 | 15:03 WIB
Bikin Kesepakatan Bersama, Cara Agar Anak Tidak Gunakan Internet Berlebihan
Ilustrasi anak-anak main internet. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bikin Kesepakatan Bersama, Cara Agar Anak Tidak Gunakan Internet Berlebihan

Orangtua gerah melihat anak pakai gadget dan menggunakan internet seharian? Jangan dimarahi, ini cara membatasinya.

Penerapan Pembatasan Sosial Skala Besar membuat sekolah libur. Alhasil, anak ada di rumah dan tak jarang menghabiskan waktu dengan menggunakan internet dan bermain gadget.

Spesialis Perlindungan Anak, UNICEF Indonesia, Astrid Gonzaga Dionisio, mengatakan orang tua perlu membuat kesepakatan bersama anak agar tidak berlebihan menggunakan internet saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di mana anak harus belajar dari rumah.

Baca Juga: Selama Lockdown, Kate Middleton Larang Anaknya Keseringan Main Gadget

"Sebaiknya orang tua membuat kesepakatan dengan anak, karena anak juga harus bersosialisasi dengan keluarga, melakukan kegiatan perilaku sehat bersih, waktu ibadah. Orang tua harus menentukan kapan anak dapat melakukan akses internet dan apa saja konten yang bisa diakses itu penting," ujar Astrid dalam konferensi pers daring, Rabu (22/4/2020), dilansir Antara.

Berbicara soal era digital, Astrid melanjutkan, teknologi memberikan keuntungan terutama untuk anak di situasi pandemi seperti sekarang ini. Namun, ada hal yang harus diperhatikan dan dampak yang harus diantisipasi, terlebih berdasarkan riset UNICEF pada 2019, dia menyebutkan sebanyak 98,3 persen anak dan remaja memiliki akses ke perangkat seluler.

Penelitian UNICEF tersebut juga menunjukkan bahwa 90,7 persen di antara anak dan remaja yang menggunakan perangkat cerdas itu mendapat akses internet yang digunakan untuk media sosial, bermain game online atau menonton film streaming. Sehingga, "Indonesia salah satu negara dengan jumlah anak pengguna internet terbanyak," kata Astrid.

Anak main gadget. (Shutterstock)
Anak main gadget. (Shutterstock)

Data 2019 tersebut juga menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja dapat menghabiskan lima jam dalam sehari untuk mengakses internet saat bukan hari libur, dan tujuh jam sehari pada hari libur. Angka ini diyakini meningkat saat pandemi seperti pada saat ini.

Dengan tinggi penggunaan internet pada anak, Astrid mengungkapkan, dapat menempatkan anak sebagai objek kegiatan orang dewasa, dan sebagai pelaku atau pun korban.

Baca Juga: Seru, Yuk Coba 3 Permainan Tanpa Gadget Bareng Keluarga Saat di Rumah Aja

Tingginya paparan terhadap internet, menurut Astrid juga meningkatkan risiko anak terkait agresi kekerasan terhadap diri sendiri. Anak juga terpapar kekerasan, termasuk kekerasan seksual, yang berujung pada eksploitasi terhadap anak, bukan hanya eksploitasi untuk mendapat keuntungan, tetapi juga komersial, seperti pornografi.

Pengaturan pembatasan penggunaan pada aplikasi juga perlu dilakukan. Penyedia platform juga sebaiknya memiliki pengaturan untuk dapat memberikan kontrol kepada orang tua terhadap akun anak. Salah satunya, aplikasi Tiktok yang menghadirkan fitur Family Pairing yang menghubungkan akun orang tua dengan akun anak remaja mereka.

"Bagi orang tua tidak ada kata telat, terlambat atau gaptek mari belajar internet agar bisa mendampingi anak, dan jadilah pendengar teman bagi anak remaja, baik itu online atau offline, baik cerita permasalahannya sehari-hari, atau yang menyenangkan," ujar Astrid. [ANTARA]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI