Merasa Meeting Online Lebih Melelahkan? Pakar Jelaskan Alasannya

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 22 April 2020 | 13:22 WIB
Merasa Meeting Online Lebih Melelahkan? Pakar Jelaskan Alasannya
Ilustrasi video call di tengah wabah corona
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejak pandemi corona Covid-19, rutinitas kerja pun bergeser dari yang tadinya di kantor, menjadi di rumah aja. Kebutuhan rapat dan komunikasi tatap muka pun kini lebih banyak dilakukan lewat panggilan video. Sehingga kini ada istilah meeting online.

Namun apakah Anda merasa bahwa meeting online malah lebih melelahkan dibanding rapat tatap muka?

Melansir dari BBC Worklife, hal itu sangat bisa terjadi. Melakukan panggilan video membutuhkan lebih banyak fokus daripada obrolan tatap muka, kata Gianpiero Petriglieri, associate professor di Insead, yang mengeksplorasi pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan di tempat kerja.

Obrolan video berarti kita perlu bekerja lebih keras untuk memproses isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah, nada dan suara dan bahasa tubuh. Lebih memperhatikan seperti ini membuat orang mengkonsumsi banyak energi.

Baca Juga: Wanita Misterius Tewas Mandi Darah di Apartemen, Hanya Pakai Celana Dalam

"Pikiran kita bersama ketika tubuh kita merasa tidak. Disonansi itu, yang menyebabkan orang memiliki perasaan yang saling bertentangan, melelahkan. Anda tidak dapat bersantai dalam percakapan secara alami," katanya.

Selain itu, keheningan saat melakukan panggilan video adalah tantangan lain, kata Marissa Shuffler, seorang associate professor di Clemson University, yang mempelajari kesejahteraan di tempat kerja dan keefektifan kerja tim.

Ilustrasi Zoom Mobile Apps. [Smartfren]
Ilustrasi Zoom Mobile Apps. [Smartfren]

"Diam menciptakan ritme alami dalam percakapan kehidupan nyata. Namun, ketika itu terjadi dalam panggilan video, Anda menjadi cemas tentang teknologinya. Itu juga membuat orang tidak nyaman," ujarnya.

Satu studi tahun 2014 oleh akademisi Jerman menunjukkan bahwa keterlambatan telepon atau sistem konferensi membentuk pandangan kita terhadap orang-orang secara negatif.

Bahkan keterlambatan 1,2 detik membuat orang memandang responden sebagai kurang ramah atau fokus.

Baca Juga: Bandung Terapkan PSBB, Persib Patuhi Aturan

Faktor tambahan lainnya, kata Shuffler, adalah jika kita secara fisik menggunakan kamera, kita sangat sadar sedang diawasi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI