Peneliti: Virus Corona Serang Lapisan Pembuluh Darah di Seluruh Tubuh

Rabu, 22 April 2020 | 11:51 WIB
Peneliti: Virus Corona Serang Lapisan Pembuluh Darah di Seluruh Tubuh
ilustrasi medis dan pasien (27/3/2020). [Antara/Reuters/Flavio Loscalzo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menurut penelitian baru yang diterbitakan dalam Jurnal The Lancet, virus corona menyerang lapisan pembuluh darah di seluruh tubuh, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kegagalan banyak organ.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Frank Ruschitzka penulis makalah dari Universitas Hospital Zurich menyatakan bahwa virus corona menyababkan komplikasi lebih dari pneumonia.

"Virus ini tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi juga menyerang pembuluh darah di mana-mana," kata Frank Ruschitzka.

"Ia memasuki endotelium (lapisan sel) yang merupakan garis pertahanan pembuluh darah. Jadi itu menurunkan pertahanan Anda sendiri dan menyebabkan masalah dalam sirkulasi mikro," kata Ruschitzka, merujuk pada sirkulasi di pembuluh darah terkecil.

Baca Juga: Bantai Keluarga Tenaga Medis saat Tidur, Pelaku Masuk dari Pintu Belakang

Menurut Ruschitzka, komplikasi tersebut kemudian mengurangi aliran darah ke berbagai bagian tubuh dan akhirnya menghentikan sirkulasi darah.

"Dari apa yang kita lihat secara klinis, pasien memiliki masalah di semua organ di jantung, ginjal, usus, dan di mana-mana," katanya.

Lewat Batuk Hingga Makanan Tercemar, Begini Cara Virus Corona Menular. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien corona. (Shutterstock)

Hal tersebut juga menjelaskan mengapa perokok dan orang dengan kondisi yang sudah ada sebelumnya memiliki fungsi endotel yang lemah, atau pembuluh darah yang tidak sehat lebih rentan terhadap virus corona baru.

Kondisi-kondisi yang mendasarinya termasuk hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, obesitas dan penyakit kardiovaskular.

Penelitian tersebut menemukan unsur-unsur virus dalam sel endotel yang melapisi bagian dalam pembuluh darah, dan sel-sel inflamasi pada pasien Covid-19.

Baca Juga: RS Darurat Wisma Atlet Rawat 652 Pasien, 559 di Antaranya Positif Covid-19

Sementara hasilnya didasarkan pada analisis tiga kasus, Ruschitzka mengatakan autopsi pada pasien Covid-19 lainnya juga menemukan lapisan pembuluh darah mereka dipenuhi dengan virus dan fungsi pembuluh darah terganggu di semua organ tubuh.

Salah satu kasus adalah pasien Covid-19 yang berusia 71 tahun dengan penyakit arteri koroner dan hipertensi arteri yang mengalami kegagalan organ multisistem dan meninggal.

Analisis postmortem dari ginjal yang ditransplantasikan menunjukkan struktur virus dalam sel endotel. Para peneliti juga menemukan sel-sel radang di jantung, usus kecil dan paru-paru, di mana sebagian besar pembuluh darah kecil tampak tersumbat.

Pasien lain yang berusia 58 tahun dengan diabetes, hipertensi arteri, dan obesitas mengembangkan iskemia mesenterika atau penurunan aliran darah ke usus halus yang secara permanen dapat merusak organ.

Endotheliitis limfositik, yang menyebabkan peradangan endotelium, juga ditemukan di paru-paru, jantung, ginjal, dan hati.

Dilansir dari SCMP, berdasarkan temuan ini, para peneliti menyarankan terapi untuk menstabilkan endotelium sambil menangani replikasi virus.

Pasien corona. (Antara)
Pasien corona. (Antara)

Di atas vaksinasi yang mengurangi replikasi virus, Ruschitzka menyarankan penguatan kesehatan pembuluh darah yang mungkin bisa menjadi kunci untuk merawat pasien Covid-19.

“Semua pasien yang berisiko dan lansia harus diperlakukan dengan sangat baik untuk kondisi kardiovaskular yang mendasarinya. Semakin baik mereka dirawat, semakin besar kemungkinan mereka selamat dari infeksi Covid-19,” kata Ruschitzka.

“Kita tahu bahwa penghambat enzim pengonversi angiotensin (obat jantung yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi) dan obat antiinflamasi,” katanya.

Sementara itu, John Nicholls seorang profesor klinis dalam patologi di Universitas Hong Kong, mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian.

“Banyak struktur tampaknya menyerupai partikel virus menggunakan mikroskop elektron, teknik laboratorium lain harus dilakukan untuk mengkonfirmasi infeksi virus yang sebenarnya,” kata Nicholls pada SCMP.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI