Pengaruh Jatuh Cinta dan Kesepian pada Kesehatan hingga Risiko Penyakit

Rabu, 22 April 2020 | 10:35 WIB
Pengaruh Jatuh Cinta dan Kesepian pada Kesehatan hingga Risiko Penyakit
Ilustrasi pasangan kekasih berpelukan. (Unsplash/Candice Picard)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kondisi respon biologis bisa diciptakan melalui dunia luar, seperti jatuh cinta maupun koneksi sosial. Dilansir dari Discover Magazine, hal tersebut bisa melancarkan sistem saraf dan memberi dorongan kesehatan untuk Anda. Antara lain:

1. Hormon

Ketika mengalami perasaan cinta dan koneksi dengan orang lain, otak kita melepaskan koktail hormon dan bahan kimia. Ketertarikan, cinta romantis, cinta platonik dan koneksi sosial semuanya datang dengan campuran hormon tertentu.

Sebagian besar melibatkan beberapa kombinasi dopamin, testosteron, estrogen, vasopresin dan oksitosin.

Baca Juga: 160 Saham Nyungseb, IHSG Hari Ini Loyo di Zona Merah

Pengontrol pelepasan hormon-hormon tersebut adalah jaringan saraf paling kuat di dalam tubuh, disebut saraf vagus.

Melansir dari Discover Magazine, vagus mengembara ke mana-mana melalui tubuh yang keluar dari batang otak di dasar tengkorak, di leher Anda, dan mengalir di dekat arteri karotis.

Dari titik itu, vagus turun ke jantung di mana akan mengatur detak jantung, fungsi paru-paru dan aliran pencernaan.

Ilustrasi interaksi sosial [shutterstock]
Ilustrasi interaksi sosial [shutterstock]

2. Pengaruh Interaksi Kecil

Barbara Fredrickson, seorang psikolog di Universitas North Carolina di Chapel Hill, menyatakan bahwa interaksi kecil pun bisa berpengaruh pada lancarnya sistem saraf.

Baca Juga: Pandemi Covid-19: Jumlah APD Kurang, Tenaga Medis Rentan Terserang

"Itu bisa berawal dari semua orang, mulai dari pasangan dan anak-anak Anda hingga barista yang Anda kenal di sudut kedai kopi," kata Fredricson.

Fredrickson percaya bahwa secara budaya, manusia meremehkan momen-momen singkat. Tetapi, baginya cinta adalah serangkaian momen mikro resonansi positif yang dialami, berulang kali, saat menjalani kehidupan sehari-hari.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI