Cegah Penularan, Jarak Aman Jogging dan Bersepeda saat Pandemi Corona

Yasinta Rahmawati Suara.Com
Rabu, 22 April 2020 | 09:23 WIB
Cegah Penularan, Jarak Aman Jogging dan Bersepeda saat Pandemi Corona
Ilustrasi jogging. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketidakaktifan fisik selama isolasi diri Covid-19 adalah ancaman serius bagi kesehatan mental dan fisik. Untuk itu, mempertahankan atau meningkatkan aktivitas fisik adalah hal penting di saat pandemi corona ini.

Di tengah pandemi corona ini, banyak yang masih memilih untuk olahraga outdoor seperti jogging atau bersepeda. Namun sebuah penelitian baru-baru ini menunjukkan potensi tetesan pernapasan dapat menyebar melebihi 1,5 m jika seseorang berjalan, jogging atau bersepeda.

Hal ini pun menimbulkan kekhawatiran akan jarak aman yang harus dipatuhi saat olahraga outdoor.

Meski demikian, dilansir dari Medical Xpress, penelitian tersebut diterbitkan sebelum ditinjau oleh para ahli untuk memeriksa ulang temuan.

Baca Juga: 4 Berita Positif Perkembangan Wabah COVID-19 di Jogja

Para penulis penelitian tersebut mengatakan aturan 1,5m didasarkan pada orang yang diam. Tetapi ketika orang bergerak, mereka menemukan tetesan pernapasan dapat melakukan perjalanan lebih jauh dan berpotensi menginfeksi siapa pun yang mengikuti di belakang.

Pemodelan komputer mereka menunjukkan tetesan yang dikeluarkan dari pernapasan atau bersin dapat berjalan hingga 5 m di belakang orang yang berjalan dengan kecepatan 4 km/jam, dan hingga 10 m di belakang orang yang berlari pada kecepatan 14,4 km/jam.

Ilustrasi olahraga yang membakar 100 kalori dalam 10 menit, setiap hari. (Shutterstock)
Ilustrasi olahraga yang membakar 100 kalori dalam 10 menit, setiap hari. (Shutterstock)

Para penulis pun mengatakan untuk jarak aman, orang lebih baik berjalan atau berlari berdampingan, menjaga jarak 1,5 m itu terpisah. Atau ketika terpaksa dalam satu baris, setidaknya beri jarak 4 m hingga 5 m terpisah untuk berjalan, 10 m untuk berlari dan bersepeda lambat dan setidaknya 20 m untuk bersepeda cepat.

Studi ini membuat pelari , pengendara sepeda dan lainnya mempertanyakan apakah saran tersebut dapat dipercaya.

Studi ini, oleh tim insinyur di Eropa, adalah publikasi pracetak , yang berarti belum ditinjau oleh ilmuwan lain dan editor jurnal untuk memeriksa metode dan temuan penelitian.

Baca Juga: Selain Corona, 5 Virus Paling Mematikan Sepanjang Sejarah

Dengan kata lain, kualitas simulasi bisa antara cacat dan cukup realistis. Tanpa peer review kita tidak bisa tahu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI