Terungkap, 10 Mitos Diet yang Sebenarnya Nggak Sehat-sehat Amat

Selasa, 21 April 2020 | 14:55 WIB
Terungkap, 10 Mitos Diet yang Sebenarnya Nggak Sehat-sehat Amat
Mitos diet yang sebenarnya nggak sehat-sehat amat. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Terungkap, 10 Mitos Diet yang Sebenarnya Nggak Sehat-sehat Amat

Diet menjadi populer di kalangan masyarakat belakangan ini. Hal ini disebabkan gaya hidup sehat sudah mulai diminati dan dilakukan.

Akan tetapi tak semua diet dilakukan dengan benar. Bahkan masih banyak mitos diet yang dipercaya dan dilakukan oleh para pelaku diet, yang nantinya malah bisa merusak kesehatan.

Dirangkum dari Healthline, kenali deretan mitos diet beserta faktanya yang justru berpotensi merusak kesehatan Anda.

Baca Juga: Manfaat Buah Kurma yang Tak Terduga, Manis tapi Cocok Jadi Camilan Diet

1. Menghitung kalori penting saat diet

Menghitung kalori yang masuk dan keluar adalah salah satu cara untuk mempertahankan asupan kalori yang sehat. Namun tak serta-merta berarti hanya dengan hal ini saja bisa membantu Anda menurunkan berat badan.

Hal ini bisa menyebabkan seseorang lebih memiliki makanan rendah kalori dan nutrisi ketimbang makanan tinggi kalori dan kaya nutrisi, yang sebenarnya justru tidak baik untuk kesehatan.

2. Sarapan paling penting

Meski memang penting, namun tak semua orang dewasa bisa mendapatkan manfaat daris arapan. Dalam beberapa riset, melewatkan sarapan justru bisa mengurangi asupan kalori dan mengurangi kemungkinan terjadinya kegemukan.

Baca Juga: Studi Ungkap Diet Mediterania Bisa Bantu Lawan Demensia

Ilustrasi mitos diet tentang sarapan. [shutterstock]
Ilustrasi mitos diet tentang sarapan. [shutterstock]

Akan tetapi hal ini tidak berlaku pada anak-anak, remaja, dan mereka yang membutuhkan nutrisi seperti ibu hamil dan mereka yang memiliki masalah kesehatan.

Kesimpulannya, jika Anda menyenangi sarapan, makan saja. Jika Anda jarang sarapan, tak masalah untuk melewatkannya.

3. Makan sedikit tapi sering lebih baik

Banyak orang menggunakan metode makan sedikit namun sering untuk meningkatkan metabolisme dan penurunan berat badan. Akan tetapi, jika Anda sehat, maka frekuensi makan Anda tidak terlalu berdampak asal tetap memenuhi kebutuhan tubuh.

Sementara orang-orang dengan kondisi kesehatan seperti diabetes, jantung koroner, dan sindrom iritasi usus dan ibu hamil bisa mendapatkan manfaat dari metode tersebut.

4. Rasio makronutrien lebih penting dari kualitas diet

Faktor terpenting dari diet bukanlah rasio makronutrien yang kita asup, melainkan kualitas makanan yang kita makan.

Ilustrasi mitos diet nutrisi. [Shutterstock]
Ilustrasi mitos diet nutrisi. [Shutterstock]

Fokus pada pemotongan makronutrien mengurangi bagaimana makan makanan tertentu dapat meningkatkan atau menurunkan kesehatan metabolisme, risiko penyakit, umur, dan vitalitas.

5. Suplemen hanya buang-buang uang

Suplemen saat dikonsumsi dengan benar dan dalam jumlah yang tepat, dapat bermanfaat dalam segala cara. Misalnya, meminum suplemen mengandung magnesium dan vitamin B terbukti bermanfaat bagi pengidap diabetes tipe 2.

Yakni dengan memperbaiki gula darah dan mengurangi faktor risiko penyakit jantung serta mengurangi komplikasi terkait diabetes.

Mereka yang berada dalam diet ketat, pasien mutasi genetik, berusia di atas 50 tahun, ibu hamil dan menyusui mendapatkan manfaat yang lebih banyak dari mengonsumsi suplemen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI