Gegara Pandemi Covid-19, Semakin Banyak Orang Sekarat

Selasa, 21 April 2020 | 13:45 WIB
Gegara Pandemi Covid-19, Semakin Banyak Orang Sekarat
Penanganan jenazah pasien covid-19 di Amerika Serikat (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dampak pandemi Covid-19 tidak hanya kepada pasien yang terinfeksi virus corona, tapi mereka yang terpapar penyakit lain pun harus merasakan getahnya karena kesulitan akses pengobatan.

Ini juga yang dialami Patrick Carr yang akhirnya meninggal dunia pada 16 April lalu karena kesulitan mendapatkan akses darah yang terbatas, untuk ia melakukan cuci darah atau kemoterapi sebagai prosedur untuk mengendalikan kanker darah yang diidapnya.

Stok darah sangat sulit didapatkan usai virus corona menyerang Philadelphia, bahkan untuk datang berkonsultasi ke klinik dokter pun sulit dilakukan. Pada 7 April lalu, Carr pun harus menjalani perawatan di rumah karena virus corona, hingga akhirnya meninggal pada 16 April di usia 53 tahun.

"Pandemi itu mempercepat kematiannya," kata Maria Kefalas, istri Carr, mengutip laman New York Times, Selasa (21/4/2020).

Baca Juga: Bocah Satu Tahun Sembuh dari Covid-19, Padahal Punya Sakit Paru dan Jantung

Kefalas berpendapat suami bukan satu-satunya orang terdampak atau mereka yang terpaksa meregang nyawa bukan karena terinfeksi virus corona. Persediaan tempat tidur, stok darah, dokter, perawat, ventilator terbatas, dan kamar operasi seluruhnya difungsikan untuk merawat pasien Covid-19.

Bahkan mirisnya, jika ada pasien selain Covid-19, para petugas medis bakal ragu untuk melayani mereka terkecuali benar-benar darurat atau perlu. Selain khawatir pasien membawa virus yang tidak terdeteksi, mereka juga khawatir dokter yang malah membawa virus lalu menularkan kepada pasien.

Pasien pun jadi takut pergi ke rumah sakit, meskipun mereka benar-benar memerlukannya.

"Orang-orang seperti suamiku sekarang sekarang bukan karena Covid-19, tetapi karena sistem perawatan kesehatan saat ini yang memakan korban," kata Kefalas yang juga Profesor Sosiologi Universitas St Joseph Philadelphia.

Terlambatnya pengobatan sangatlah berisiko untuk penderita kanker. Keadaan saat ini seolah bertolak belakang dengan pemikiran pendeteksian kanker sedini mungkin dan mendapatkan pengobatan secepat mungkin.

Baca Juga: Kartini Masa Kini: 5 Kisah Heroik Tenaga Medis Melawan Corona Covid-19

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI