Ada 14.000 Kasus Covid-19, Sekolah dan Tempat Bisnis di Swedia Tetap Buka

Senin, 20 April 2020 | 13:15 WIB
Ada 14.000 Kasus Covid-19, Sekolah dan Tempat Bisnis di Swedia Tetap Buka
Seorang lelaki dan perempuan memegang bendera Swedia dengan latar belakang Kota Stockholm. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Berbeda dengan negara-negara skandinavia lain, Swedia memilih untuk tetap membuka sekolah dan tempat bisnis seperti restoran atau bar.

Melansir dari Business Insider, para pejabat kesehatan di Swedia mengatakan strategi pencegahan dan mitigasi Covid-19 yang relatif santai di negara itu mungkin bekerja untuk meratakan penyembuhan infeksi.

"Kami berada di dataran tinggi," Anders Tegnell, ahli epidemiologi negara Swedia yang merancang strategi Covid-19 pada Bloomberg News.

Karin Tegmark Wisell, kepala departemen mikrobiologi di Otoritas Kesehatan Masyarakat Swedia, pada Jumat (18/4/2020) lalu juga mengatakan jumlah kasus Covid-19 di negara itu tampaknya stabil.

Baca Juga: Desak-desakan Ambil Sembako, Ini Pemicu Kantor Baznas Diserbu Ratusan Warga

"Tren yang telah kita lihat dalam beberapa hari terakhir, dengan kurva yang lebih datar di mana kami memiliki banyak kasus baru, tetapi peningkatan harian mulai stabil. Kami melihat pola yang sama untuk pasien dalam perawatan intensif," kata Wisell.

Coronavirus, penyebab MERS (shutterstock)
Coronavirus (shutterstock)

Dilansir dari Business Insider, tindakan Swedia berbeda dengan tindakan negara tetangga Denmark yang menempatkan warganya dalam perintah isolasi wajib, bahkan sebelum ada laporan kematian.

Sementara negara-negara lain di seluruh dunia memberlakukan aturan jarak sosial yang ketat dengan menutup bisnis dan memerintahkan penduduk untuk tinggal di rumah, Swedia mengambil pendekatan berbeda untuk mengatasi pandemi Covid-19.

Swedia tetap menjalankan bisnis dan kegiatan sekolah dengan catatan warga tetap mempraktikkan jarak sosial. Namun, pemerintah melarang pertemuan lebih dari 50 orang dan memberlakukan moratorium mengunjungi tempat-tempat seperti panti jompo.

Menurut Bloomberg News, beberapa analis percaya bahwa dengan menolak untuk menutup bisnis, ekonomi Swedia akan lebih mudah pulih daripada negara-negara yang telah sepenuhnya menutup ekonomi.

Baca Juga: FIFGROUP Setujui 149.000 Aplikasi Relaksasi Mulai dari UMKM Sampai Ojol

Meski begitu, tak sedikit ahli kesehatan khawatir strategi tersebut akan berbahaya dalam jangka panjang. Ribuan ilmuwan di negara itu menentang pemerintah karena tidak memberlakukan penutupan.

Per Senin (20/4/2020), ada 14.385 kasus di Swedia dengan tingkat kematian 1.540 dan sembuh 550.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI