"Pertanyaan-pertanyaan besar dan menantang ini tetap ada, bersama dengan fakta bahwa jelas virus itu bisa terjadi lagi. Itu hanya masalah waktu," tambahnya.
Corbett dan anggota timnya telah mengidentifikasi lonjakan protein tertentu dalam virus corona seperti Covid-19 yang menonjol dari permukaan virus. Bentuk seperti cakar menembus sel manusia yang sehat, menginfeksi mereka.
Vaksin yang dibuat NIH dianggap potensial, Corbett dan timnya menggunakan urutan kode genetik yang dikenal sebagai messenger RNA atau mRNA, guna mendorong sistem kekebalan tubuh untuk bereaksi ketika protein lonjakan terdeteksi, menghalangi proses infeksi.
"Ketika saya berpikir tentang Kizzy (Corbett), saya sama sekali tidak terkejut bahwa dia adalah salah satu ilmuwan di balik vaksin potensial," kata Keith Harmon, direktur program Meyerhoff Scholars.
Baca Juga: Fitur Baru Apple Mac Bisa Jaga Kesehatan Baterai
Uji klinis Fase pertama pada vaksin NIH telah dilakukan pada 45 sukarelawan dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun selama sekitar 6 minggu. Peserta pertama menerima vaksin investigasi pada 16 Maret 2020 dan sedang dalam penelitian lebih lanjut.