Bangalor menambahkan bahwa obat-obatan yang diberikan melalui infus untuk memecah gumpalan darah dan plak nampaknya tidak efektif untuk pasien virus corona Covid-19 dengan gejala seperti ini.
"Saya pikir hal yang bisa diambil dari penelitian kami bahwa mungkin obat penghancur gumpalan darah bukan pilihan terbaik sekarang ini," ujarnya.
Biasanya pasien dengan hasil EKG yang meningkat akan dilarikan ke kateterisasi atau laboratorium untuk angiogra, Tujuan tindakan ini untuk mengambil gambar pembuluh darah dan mendeteksi penyumbatan.
"Jika mereka tidak memiliki penyumbatan obstruktif, obat penghancur gumpalan darah pada mereka tidak akan berefek apa pun. Karena, obat itu tidak bisa mengerjakan apapun," kata Bangalor.
Baca Juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Bocah 2 Tahun Juga Perlu Pakai Masker Kain
Sebaliknya, obat penghancur gumpalan darah ini bisa menimbulkan risiko pendarahan besar. Bangalore mengatakan bahwa miokarditis atau radang otot jantung biasanya terjadi dengan infeksi lain yang menyebabkan perubahan EKG.
Saat ini Bangalore dan rekan medisnya tidak bisa mendeteksi penyebab hasil EKG beberapa pasien corona Covid-19 meningkat. Tetapi, ada sejumlah kemungkinan yang bisa memengaruhinya tergantung pada pasien.
"Bisa jadi ini karena banyak pasien mengalami hipoksik atau kekurangan pasokan oksigen, suatu kondisi medis yang menggangu aliran darah ke jantung," jelasnya.
Bahkan tekanan psikologis akibat wabah virus corona Covid-19 juga bisa menyebabkan plak pecah dan menggumpal. Pada akhirnya, kondisi ini akan menghambat aliran darah melalui arteri.
Baca Juga: Klaim Bahaya untuk Jantung, Brasil Setop Riset Klorokuin untuk Obat Corona