"SCFA adalah produk hasil dari fermentasi serat oleh mikrobiota atau bakteri di sistem pencernaan. Sehingga konsumsi serat akan meningkatkan produksi SCFA dan juga jumlah mikrobiota dan koloni mikrobiota di sistem pencernaan,"
Peningkatan jumlah dan keanekaragaman koloni mikrobiota di sistem pencernaan dapat menjadi indikator pencernaan yang sehat.
Sebaliknya, ketika kadar SCFA berkurang, keseimbangan mikrobiota di sistem pencernaan akan menurun, dan menyebabkan peradangan yang berhubungan dengan kejadian depresi.
Hal inilah sebabnya, kata dia mengapa beberapa orang yang mengalami masalah di sistem pencernaan lebih berisiko mengalami gangguan mental.
Baca Juga: 728 Kasus Baru Covid-19 di Singapura, Mayoritas Dari Asrama Pekerja Asing
Untuk itu, Dalam kondisi seperti ini, kosumsi serat sangat penting karena terbukti dapat menjaga kesehatan sistem pencernaan, sehingga meningkatkan produksi serotonin, meningkatkan jumlah dan koloni mikrobiota di pencernaan, hingga meningkatkan kadar SCFA, yang berhubungan positif dengan peningkatan suasana hati atau mood.
“Dengan mengonsumsi serat dari buah-buahan dan sayuran, tidak hanya suasana hati yang membaik namun juga imunitas tubuh menjadi kuat. Ini yang membuat tubuh tidak mudah tertular penyakit baik dari bakteri ataupun virus”, jelas Nourmatania.
Hal ini juga disampaikan oleh dr. Hilna Khairunisa Shalihat M.Gizi, Sp.GK. Menurutnya, apa yang kita konsumsi akan menentukan seberapa baik imunitas tubuh kita.
Ini dikarenakan 70 persen sel imun terdapat di sistem pencernaan, sehingga kesehatan sistem pencernaan juga sangat berhubungan dengan imunitas tubuh.
Sayangnya 95,4 persen masyarakat Indonesia kurang konsumsi buah dan sayuran, sehingga berisiko kekurangan serat dan beragam nutrisi yang diperlukan tubuh.
Baca Juga: Hits: Kentut Bisa Tularkan Virus Corona, Kerusakan Organ Penderita Covid-19
Saat asupan serat tidak dapat dipenuhi dari makanan sehari-hari, kamu dapat mengonsumsi FibreFirst, suplemen kaya serat premium dan nutrisi dari ekstrak buah dan sayuran.