Suara.com - Susul China, Italia Juga Siapkan Uji Klinis untuk Vaksin Virus Corona
Italia bersiap menyusul China dalam uji klinis vaksin virus Corona Covid-19. Bahkan, dosis pertama vaksin buatan Italia siap diluncurkan akhir bulan ini.
Dilansir VOA Indonesia, perusahaan Italia Advent SRL mengembangkan vaksin yang disebut ChAdOx-1 nCov-19. Uji klinis sendiri akan dilakukan oleh Institut Jenner, sebuah lembaga milik Universitas Oxford di Inggris, dalam beberapa minggu ke depan.
Stok bibit vaksin diproduksi oleh Institut Jenner dari Universitas Oxford di Inggris. Bibit vaksin itu dibawa ke produsen Italia Advent SRL, bagian dari kelompok IRBM, yang memproduksi seribu botol kecil sampel vaksin awal.
Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Vaksin Campak untuk Lawan Virus Corona Covid-19
Direktur Pengelola IRBM, Matteo Liguori mengatakan, proyek Institut Jenner itu pada dasarnya melibatkan replikasi lonjakan protein yang merupakan protein agresif dari COVID-19. Perusahaan itu baru-baru ini menerima DNA protein itu dari institut Inggris itu dan sekarang berupaya menambahkannya ke adenovirus yang dikembangkannya.
Liguori menambahkan, adenovirus pada dasarnya berfungsi sebagai vektor untuk replikasi lonjakan protein di dalam tubuh manusia. Dengan cara ini antibodi akan berkembang dan melindungi tubuh dari penularan COVID-19 di masa depan.
"Kami memproduksi vial atau botol kecil yang akan dikembalikan ke Institut Jenner sehingga mereka dapat menguji vaksin itu pada manusia, dan mengumpulkan data serta melakukan verifikasi apakah vaksin itu aman dan manjur," ungkapnya.
Institut Jenner sudah menggunakan calon vaksin percobaan itu untuk melawan virus corona lain yaitu, penyakit pernafasan yang berasal dari Timur Tengah atau Middle East Respiratory Syndrome (MERS), yang dalam uji klinis pertamanya telah menunjukkan respon kekebalan yang kuat terhadap MERS setelah diberi dosis tunggal.
Begitu Institut Jenner menerima vaksin yang hampir siap dari Italia itu, uji klinis akan dilakukan terhadap 510 sukarelawan dewasa Inggris yang sehat berusia antara 18 sampai 55 tahun.
Baca Juga: Vaksin Singapura Masuk Tahap Pra-Klinis, Siap Diujikan ke Manusia Agustus
Liguori mengatakan, harapannya adalah pada bulan September, pengujian akan selesai dan vaksin akan tersedia pertama kali untuk petugas kesehatan.
“Karena keadaan yang mendesak di luar, kami melihat besarnya minat untuk bergerak secepat mungkin untuk mengembangkan vaksin, jadi kami berharap studi klinis akan lebih cepat dibanding situasi lain,” tambahnya.
Liguori mengatakan, sekitar 200 ilmuwan dari beberapa negara yang bekerja siang malam di Pomezia, kantor pusat perusahaan sedikit di luar kota Roma, agar bisa secepat mungkin menyiapkan vaksin melawan virus corona baru ini. Beberapa dari mereka telah terlibat dalam pengembangan vaksin Ebola pada 2014 dan 2015.