Masker N95 Bisa Didekontaminasi dan Dipakai 3 Kali, Begini Aturannya!

Jum'at, 17 April 2020 | 11:16 WIB
Masker N95 Bisa Didekontaminasi dan Dipakai 3 Kali, Begini Aturannya!
Ilustrasi masker N95 (shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejauh ini, orang memahami bahwa masker medis seperti masker bedah dan masker N95 hanya bisa digunakan sekali. Ternyata masker N95 bisa dibersihkan dan digunakan 2 kali.

National Institutes of Health mengatakan bahwa ada beberapa metode efektif untuk mendekontaminasi masker N95 yang dikenakan oleh para profesional medis dalam melawan virus corona Covid-19. Jadi, merekan bisa memakai masker N95 itu lebih dari sekali.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa masker medis yang dirancang untuk sekali pakai bisa digunakan kembali dalam masa krisis seperti sekarang ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dilansir oleh New York Times, telah mengizinkan penggunakan masker medis kembali bila petugas kesehatan mengalami kekurangan di tengah wabah virus corona Covid-19.

Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Vaksin Campak untuk Lawan Virus Corona Covid-19

Dalam beberapa minggu terakhir, lembaga Administrasi Makanan dan Obat-obatan juga telah mengeluarkan persetujuan darurat untuk beberapa sistem dekontaminasi masker medis.

Masker N95 [shutterstock]
Masker N95 [shutterstock]

Tapi, metode dekontaminasi ini tidak direkomendasikan pada masker kain yang digunakan oleh masyarakat umum dan bisa dicuci berkali-kali. Sebab, dekontaminasi atau mendisinfeksi masker kain justru bisa berbahaya untuk kesehatan.

Penelitian baru di Rocky Mountain Laboratories dari National Institute of Allergy and Infectious Diseases pun telah menguji bahan masker terbaik untuk mencegah penularan virus corona Covid-19.

Studi ini juga memberi tahu prosedur dekontaminasi yang paling efektif untuk masker dan pengaruhnya pada penggunaan masker kembali.

Penelitian ini dilakukan oleh Dr Vincent Munster yang bekerjasama dengan peneliti dan ilmuwan lainnya di University of California, Los Angeles.

Baca Juga: Tofacitinib Disebut Berpotensi Jadi Obat Corona Covid-19, Apa Itu?

"Penelitian kami menunjukkan bahwa dekontaminasi masker itu benar-benar berfungsi di tengah krisis virus corona Covid-19 sekarang ini," kata Vincent Munster.

NIH mempublikasikan penelitian ini karena bisa bermanfaat bagi para profesional medis di tengah kekurangan masker untuk melawan virus corona Covid-19. Tapi, studi ini tidak menyarankan metode dekontaminasi yang belum pernah dicoba sebelumnya.

Vincent Munster dan rekannya juga telah menguji 4 metode untuk membunuh virus corona Covid-19, antara lain sinar UV, panas kering, hidrogen peroksida yang diuapkan dan etil alkohol.

ilustrasi dokter dan perawat [shutterstock]
ilustrasi dokter dan perawat [shutterstock]

Sebanyak 4 metode itu, mereka tidak merekomendasikan etil alkohol untuk membunuh virus. Karena, bahan kimia itu bisa merusak masker sehingga tidak bisa digunakan lagi.

Pertama, para peneliti menguji prosedur dekontaminasi ini pada masker N95 yang mana sudah terdapat virus hidup. Setelah didekontaminasi, mereka melihat masker masih layak dan tetap efektif untuk mencegah penularan atau tidak.

Kemudian, mereka menguji metode dekontaminasi yang sama pada seluruh jenis masker. Tujuannya, mereka ingin mengetahui dekontaminasi akan mengubah struktur dan merusak fungsi masker atau tidak.

Dr Munster mengatakan bahwa metode dekontaminasi bisa diterapkan ke semua masker. Namun, ada beberapa masker yang menjadi rusak dan tidak efektif lagi digunakan.

Hidrogen peroksida diuapkan yang banyak tersedia di rumah sakit adalah metode dekontaminasi masker paling aman, seperti halnya sinar UV. Sebab, masker masih efektif digunakan hingga 3 kali putaran dekontaminasi.

Panas kering pada suhu 70 derajat celcius juga efektif untuk mendekontaminasi. Tetapi, masker hanya bisa bertahan hingga 2 putaran dekontaminasi.

Dr Munster mengatakan bahwa hidrogen peroksida yang diuapkan akan menjadi metode pilihan untuk dekontaminasi masker bila tersedia. Sementara itu, metode panas kering yang bisa mendekontaminasi pada dasarnya butuh oven.

Lynn Goldman, dekan Sekolah Kesehatan Masyarakat Institut Milken di Universitas George Washington mengatakan bahwa penelitian tentang dekontaminasi masker itu merupakan kontribusi yang luar biasa.

"Penelitian ini sangat membantu untuk melihat bahwa hidrogen peroksida yang diuapkan atau sinar UV secara efektif mensterilkan masker N95 dan bisa digunakan kembali hingga 3 kali," kata Lynn Goldman.

Studi baru lainnya dari para peneliti di Kanada juga belum ditinjau oleh rekan sejawat mengenai tingkat efektivitas dekontaminasi. Mereka menemukan bahwa masker dari berbagai merek, ada yang masih efektif digunakan hingga 10 putaran dekontaminasi menggunakan hidrogen peroksida.

Pada penelitian ini, Dr. Anand Kumar di University of Manitoba, mengatakan bahwa prosedurnya sedikit berbeda dari Dr. Munster dalam menguji struktur, kesesuaian wajah orang dengan masker dan kemampuan penyaringan masker.

Rekomendasi dan temuan dalam dua penelitian ini berguna bagi petugas medis di rumah sakit yang menggunakan masker N95. Terutama di rumah sakit yang penuh pasien virus corona Covid-19 dengan alat pelindung diri (APD) terbatas dan persediaan masker medis yang kurang.

Saat ini, masyarakat umum sudah disarankan untuk tidak membeli masker medis dalam melindungi diri dari virus corona Covid-19. Jika mereka menggunakannya, ahli menyarankan untuk tidak mendekontaminasi sendiri maskernya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI