Vaksin Singapura Masuk Tahap Pra-Klinis, Siap Diujikan ke Manusia Agustus

Kamis, 16 April 2020 | 19:35 WIB
Vaksin Singapura Masuk Tahap Pra-Klinis, Siap Diujikan ke Manusia Agustus
Ilustrasi vaksin COVID-19. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengembangan vaksin Covid-19 di Singapura akan sampai pada tahap uji klinis di bulan Agustus. Calon vaksin potensial tersebut dikembangkan oleh Duke-NUS Medical School di Singapura dan Arcturus Therapeutics yang berbasis di Amerika Serikat.

Melansir dari The Strait Times, vaksin untuk Covid-19 tersebut akan berada pada tahap uji pra-klinis. Jika vaksin di tahap pra-klinis terlihat aman pada hewan, maka kemudian akan diuji pada orang dewasa yang sehat.

Profesor Ooi Eng Eong, wakil direktur Program Penyakit Menular yang masuk dalam tim penelitian mengatakan, bahwa Duke-NUS berharap untuk memulai uji klinis kira-kira Agustus.

Singapura akan memiliki hak atas vaksin tersebut, sementara perusahaan Amerika akan bebas untuk memasarkannya di seluruh dunia.

Baca Juga: Ubah Lirik Jadi Minum Anggur Merah, Remaja di Surabaya Dituduh Hina Nabi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pekan lalu bahwa ada tiga kandidat vaksin yang sedang diuji dalam uji klinis dan 67 sedang dalam evaluasi pra-klinis. Vaksin Duke-NUS berada di tahap evaluasi pra-klinis.

Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]

Duke-NUS sendiri mengembangkan jenis vaksin mRNA.

"Dalam pandemi seperti sekarang, vaksin semacam itu memiliki keuntungan lebih cepat dan lebih murah untuk diproduksi daripada vaksin konvensional," kata Profesor Ooi.

"Dan Duke-NUS memiliki jenis teknologi mRNA yang unik, jika berhasil dapat membuat proses lebih cepat," tambahnya.

"Ini adalah teknologi baru dan belum ada yang dilisensikan untuk digunakan," menurut Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock, Universitas Nasional Singapura.

Baca Juga: Pius Ngaku Ketua Anarko Sindikalis Indonesia, Polisi: Dia Lagi Mabuk Berat

WHO telah mengatakan bahwa pengembangan vaksin akan memakan waktu sekitar 18 bulan, namun banyak perusahaan di beberapa negara mengambil langkah cepat agar vaksin segera tersedia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI