Suara.com - Klaim Bahaya untuk Jantung, Brasil Setop Riset Klorokuin untuk Obat Corona
Harapan menjadikan klorokuin sebagai obat virus Corona Covid-19 semakin meragukan. Sebab, ilmuwan di Brasil menghentikan riset terkait klorokuin karena dinilai memiliki efek samping berat dan membahayakan.
Dilansir DW, riset klorokuin dan hidroksiklorokuin dipromosikan habis-habisan oleh presiden AS Donald Trump. Namun temuan ilmuwan Brasil menyebut, ada risiko masalah detak jantung pada 25 persen pasien corona yang diberikan klorokuin.
Potensi efek samping serius klorokuin atau obat anti malaria jenis baru hidroksiklorokuin sebenarnya sudah diketahui sejak lama. Obat ini antara lain bisa memicu masalah detak jantung yang bisa berakibat kematian mendadak.
Baca Juga: Bahaya Klorokuin, Hidroksiklorokuin dan Azitromisin untuk Obat Covid-19
Riset yang dilakukan di kota Manaus di kawasan Amazonia itu melibatkan 440 pasien Covid-19 yang kondisinya parah. Riset dilakukan dengan membagi pasien dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberi dua dosis klorokuin 600 miligram per hari. Sementara kelompok kedua diberi 450 miligram klorokuin dua kali sehari di hari pertama, kemudian dikurangi hanya sekali sehari dalam 4 hari berikutnya.
Sebanyak 81 pasien virus corona yang diberi klorokuin dalam dosis 600 miligram dua kali sehari selama 10 hari, menunjukkan gejala masalah gangguan ritme jantung. Dan menunjukkan gejala lain, risiko kematian lebih besar di kalangan pasien dalam kelompok ini. Para ilmuwan langsung menghentikan ujicoba.
Pada kelompok pasien yang diberi klorokuin dalam dosis 450 miligram dua kali sehari di hari pertama, dan satu dosis selama empat hari berikutnya gejala gangguan jantung ini tidak muncul. Dosis ini digunakan dalam sejumlah riset termasuk studi kecil yang digelar di Amerika Serikat.
Disebutkan, masih terlalu dini untuk membuktikan apakah pengobatan dengan klorokuin ini efektif dan aman. Sejauh ini riset di Brasil tersebut tidak memiliki kelompok pembanding yang samasekali tidak diberi pengobatan klorokuin.
Dilaporkan, dari hasil riset itu, hanya satu pasien yang diobati, tidak lagi menunjukkan jejak virus saat dilakukan test swab dari saluran pernapasannya. Hasil penelitian ilmuwan Brasil itu sudah diunggah ke situs web para peneliti, akan tetapi belum dikaji oleh ilmuwan lainnya.
Baca Juga: Peneliti Belum Bisa Pastikan Obat Malaria Klorokuin Dapat Atasi Covid-19
Dalam semua ujicoba itu, pasien juga diberi kombinasi dua jenis antibiotika, ceftriaxone dan azithromycin. Diketahui antibiotika jenis azithromycin juga bisa memiliki efek saming pada jantung. Presiden Trump sebelumnya menonjolkan kombinasi hidroksiklorokuin-azithromycin.