Ngeri, 2.300 Panti Jompo di AS Dikabarkan Terpapar Virus Corona Covid-19

Kamis, 16 April 2020 | 13:40 WIB
Ngeri, 2.300 Panti Jompo di AS Dikabarkan Terpapar Virus Corona Covid-19
Ilustrasi penanganan pasien Corona di Amerika Serikat (VOA Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ngeri, 2.300 Panti Jompo di AS Diskabarkan Terpapar Virus Corona Covid-19.

Hingga kini virus corona atau Covid-19 masih terus menyebar di Amerika Serikat, bahkan  virus yang seringkali mematikan itu juga dikabarkan kini menyebar ke panti jompo. Dampaknya jauh lebih besar dari yang dikatakan pemerintah.

Situs USA Today menuliskan, berdasarkan dari sumber internal pemerintah, ada 2.300 fasilitas panti jompo di 37 negara bagian yang melaporkan kasus positif COVID-19 dan lebih dari 3.000 warga tewas.

Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pada akhir Maret memperkirakan hanya 400 fasilitas yang melaporkan kasus virus corona.

Baca Juga: Cara Nabi Muhammad Karantina Diri dari Virus Berbahaya 14 Abad Lalu

Jumlah itu diperkirakan tidak lengkap, karena kurangnya tes virus Corona Covid-19 dan pencatatan yang tidak teratur dari tiap negara bagian.

Ilustrasi pasien menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)
Ilustrasi pasien terinfeksi Corona Covid-19 menggunakan alat bantu pernapasan. (Shutterstock)

Baik CDC maupun Pusat Layanan Medicare dan Medicaid juga tidak mendata jumlah rumah jompo di AS yang terpapar kasus Corona Covid-19.

Enam negara bagian tidak merespons, termasuk Florida, saat dimintai data oleh USA Today. Sedangkan enam negara bagian lainnya mengatakan, sedang mengumpulkan data tetapi menolak untuk membukanya.

Tiga belas negara bagian hanya dapat memberikan data parsial. Mereka beralasan tidak melacak kematian secara khusus di panti jompo atau tidak dapat memisahkan staf dan penduduk yang telah dites positif.

Menurut para ahli, mengumpulkan data khusus panti jompo sangat penting untuk melacak krisis pandemi saat ini dan mengurangi wabah di masa mendatang.

Baca Juga: Unik, Corona Jadi Nama Kurma di Mesir, Harganya Rp 25 Ribu Per Kilogram

"Risiko utama, berpotensi lebih banyak infeksi dan lebih banyak kematian," kata Kelly Reynolds, seorang profesor mikrobiologi lingkungan di University of Arizona.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI