Suara.com - Dedikasi para dokter dan perawat ketika menghadapi pasien Covid-19 memang patut diacungi jempol. Bahkan, meski mereka sedang dalam masa karantina atau isolasi mandiri gegara mengalami gejala Covid-19. Marie Pascale Schuller, dokter 57 tahun yang berspesialisasi dalam penyakit pernapasan, tetap berusaha memantau pasien secara online lewat video call.
Tak hanya memantau pasien yang dilakukan secara online, selama pandemi Covid-19 ini, banyak perusahaan memutuskan karyawannya bekerja secara online dari rumah. Meski di awal-awal Anda mungkin akan merasakan kenyamanan, tetapi Anda pasti akan menemukan kendala setelah cukup lama bekerja dari rumah. Sejumlah orang mungkin akan mengalami kelelahan atau burnout akibat bekerja dari rumah. Kenapa?
Simak berita kesehatan selengkapnya di bawah ini!
1. Alami Gejala Corona Covid-19, Dokter Ini Pantau Pasien Pakai Video Call!
Baca Juga: Bikin Repot! Dokter dan Perawat Harus Diisolasi Gara-gara Pasien Berdusta
Dokter dan perawat adalah orang yang paling berisiko terinfeksi virus corona Covid-19 ketika menghadapi pasien. Tetapi, ancaman risiko itu tidak memadamkan semangat para tenaga medis melawan virus corona Covid-19.
Salah satunya, Marie Pascale Schuller, dokter 57 tahun yang berspesialisasi dalam penyakit pernapasan. Ketika mengalami gejala virus corona Covid-19 dan harus karantina, Marie Pascale tetap berusaha memantau pasien secara online.
2. Bekerja di Rumah Bisa Memicu Burnout, Wasapai Tanda-tandanya!
Selama wabah virus corona Covid-19, beberapa perusahaan memutuskan karyawannya bekerja dari rumah. Pada hari-hari pertama bekerja di rumah, Anda mungkin merasakan kenyamanan.
Baca Juga: Bekerja di Rumah Bisa Memicu Burnout, Wasapai Tanda-tandanya!
Tetapi, Anda pasti akan menemukan kendala setelah cukup lama bekerja dari rumah. Sejumlah orang mungkin akan mengalami kelelahan atau burnout akibat bekerja dari rumah.
3. Canggih, AS Hanya Gunakan Air Liur untuk Tes Corona Covid-19
Canggih, AS Hanya Gunakan Air Liur untuk Tes Corona Covid-19
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA telah menyetujui alat pengetesan Covid-19 hanya bermodalkan air liur sebagai sampel.
4. Mengatasi Covid-19, Peneliti Harvard Menyebut Lockdown Satu Kali Tak Cukup
Para ilmuwan dari Harvard menyebut kebijakan lockdown tak cukup sekali saja untuk menghentikan virus corona baru atau Covid-19.
Menurut mereka, periode physical distancing berulang mungkin diperlukan hingga tahun 2022. Hal ini demi mencegah rumah sakit kewalahan. Demikian dilansir dari Science Alert.
5. Trauma Masa Kecil Dapat Memengaruhi Kesehatan Fisik saat Dewasa
Peristiwa traumatis yang dalam istilah psikologis adalah insiden yang membuat seseorang yakin dirinya dalam bahaya cedera serius atau kehilangan nyawa.
Menurut ilmuwan peneliti di Harvard T.H. Chan School of Public Health, Andrea Roberts, peristiwa traumatis dapat memicu reaksi emosional, bahkan fisik, yang dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap sejumlah kondisi kesehatan, termasuk serangan jantung, stroke, obesitas, diabetes, dan kanker.